Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Tinjauan Kritis Potensi Slow Living di Makassar

23 Desember 2024   20:37 Diperbarui: 23 Desember 2024   20:37 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Mandala atau Monumen Pembebasan Irian Barat di Makassar(disbudpar.sulselprov.go.id) 

Keberagaman fasilitas rekreasi ini memberikan potensi yang baik untuk mendukung aktivitas rekreasi dan penerapan gaya hidup yang lebih santai dan selaras dengan prinsip slow living.

Komunitas dan Budaya Lokal: Aset Pendukung Slow Living

Keberadaan komunitas yang suportif dan kekayaan budaya lokal berpotensi mempererat koneksi sosial dan memberikan makna dalam kehidupan, selaras dengan prinsip slow living. 

Informasi dari Sobat Budaya Makassar, Makassar Channel, dan Hipwee menunjukkan aktivitas beragam komunitas di Makassar, meliputi pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, dan kegiatan sosial. 

Keberadaan komunitas-komunitas ini merupakan potensi positif untuk mendukung interaksi sosial yang sehat dan memperkaya pengalaman hidup, yang merupakan aspek penting dalam penerapan slow living.

Akses ke Alam: Ikon Kota dan Pesona Pulau

Pengunjung melintas di pelataran Anjungan Pantai Losari, Makassar, ditengah matahari yang sedang tenggelam. (KOMPAS/RENY SRI AYU) 
Pengunjung melintas di pelataran Anjungan Pantai Losari, Makassar, ditengah matahari yang sedang tenggelam. (KOMPAS/RENY SRI AYU) 
Akses terhadap alam sangat krusial untuk relaksasi, rekreasi, dan membangun koneksi dengan lingkungan. Dilansir dari Detik dan NapakTilas, Makassar memiliki ikon kota, Pantai Losari, dan Pulau Samalona yang menawarkan keindahan alam memukau. 

Meski demikian, pengembangan ruang terbuka hijau di dalam kota tetap diperlukan agar seluruh warga dapat lebih mudah mengakses alam.

Kesimpulan: Makassar Berpotensi Tapi Belum Ideal

Berdasarkan analisis, Makassar menunjukkan potensi moderat dalam mengadopsi slow living. 

Keberagaman fasilitas rekreasi dan komunitas aktif menjadi modal positif. 

Namun, biaya hidup tinggi, transportasi publik yang belum optimal, dan isu lingkungan menjadi tantangan signifikan.

Pertanyaan krusialnya, bisakah Makassar menjadi representasi kota ideal untuk slow living? Jawabannya BELUM IDEAL. 

Dibutuhkan kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan swasta untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan potensi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun