Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sardinia: Jejak Sejarah di Tengah Keindahan Mediterania

18 Desember 2024   14:00 Diperbarui: 18 Desember 2024   14:06 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasir di Porto Pino, Sardinia, Italia.(Dok. Unsplash/Juli Kosolapova via KOMPAS.COM)

Sardinia, pulau dengan pantai biru jernih dan sejarah kaya yang menyatu dengan keindahan alamnya.  

Kalau membayangkan Sardinia, saya langsung teringat gambar-gambar cantik dari majalah travel. 

Pantai biru jernih, tebing kapur menjulang, dan desa-desa kecil dengan jalanan berbatu yang terlihat seperti keluar dari dongeng. 

Tapi Sardinia bukan cuma soal keindahan visual. 

Pulau ini menyimpan cerita panjang tentang bagaimana sejarah, budaya, dan modernitas bisa berpadu menjadi daya tarik yang sulit ditandingi.

Sejarah yang Berlapis

Sardinia itu seperti kue lapis legit. 

Dari luar tampak sederhana, tetapi jika diiris, setiap lapisannya mengungkapkan sejarah yang kaya, dari masa kekuasaan Romawi hingga jejak budaya Spanyol yang melekat kuat. 

Dari luar, mungkin kelihatan simpel. Karena Sardinia hanyalah sebuah pulau besar di Laut Mediterania yang sekarang jadi bagian Italia. 

Tapi begitu kita menggali lebih dalam, sejarahnya luar biasa kompleks. 

Menurut Wikipedia dan Stekom, Sardinia sudah jadi rebutan sejak 238 SM. 

Bangsa Vandal, Kekaisaran Romawi Timur, hingga kaum Muslim pernah mencicipi pulau ini.

Puncaknya mungkin saat Kerajaan Sardinia berdiri tahun 1297. 

Tapi bayangkan, dalam perjalanan itu, pulau ini berpindah tangan terus-menerus. 

Seolah-olah Sardinia adalah hadiah yang diperebutkan dalam pesta besar kerajaan. 

Dari Republik Romawi hingga Habsburg, dari Spanyol ke Kekaisaran Bizantium. 

Semuanya pernah mencoba meninggalkan jejak mereka di sini. 

Mungkin inilah yang membuat Sardinia kaya secara budaya. 

Perpaduan pengaruh ini menjadikan Sardinia tidak sekadar indah, tapi juga punya cerita di balik setiap batu dan sudut jalannya.

Dari Sejarah ke Wisata

Pulau Sardinia, Italia(Unsplash.com/REISEUHU via KOMPAS.COM) 
Pulau Sardinia, Italia(Unsplash.com/REISEUHU via KOMPAS.COM) 
Sejarah memang jadi landasan kuat Sardinia, tapi keindahan alamnya adalah magnet utama. 

Berdasarkan TripAdvisor, pantai-pantai di Sardinia, seperti Costa Smeralda dan Cala Luna, adalah salah satu yang terbaik di dunia. 

Airnya sebening kaca dan pasir putihnya menciptakan pemandangan bak lukisan, menjadikannya destinasi favorit wisatawan dari berbagai penjuru. 

Tidak heran kalau Falkensteiner Resort Capo Boi yang akan dibuka pada 2025 menjadi highlight baru. 

Resor mewah ini menawarkan pengalaman liburan kelas atas sambil tetap menyatu dengan keindahan alam sekitar.

Namun, Sardinia bukan cuma soal kemewahan. 

Ada juga sisi yang lebih down to earth, seperti situs bersejarah seperti Nuraghi, peninggalan megalitik kuno yang jadi bukti peradaban Sardinia di masa lampau. 

Atau Kota Castelsardo yang seperti membawa kita kembali ke abad pertengahan. 

Intinya, Sardinia punya sesuatu untuk semua orang. 

Mau kemewahan? Ada. Mau sejarah? Ada juga.

Transportasi: Tantangan yang Membuatnya Unik

Ilustrasi bangunan di Cagliari, Pulau Sardinia, Italia.(Dok. Shutterstock/Roman Babakin via KOMPAS.COM)
Ilustrasi bangunan di Cagliari, Pulau Sardinia, Italia.(Dok. Shutterstock/Roman Babakin via KOMPAS.COM)
Salah satu hal menarik dari Sardinia adalah soal transportasi. 

Menurut Wikipedia, transportasi umum di sini masih terbatas, dengan jalur bus dan kereta api yang tidak selalu terhubung ke destinasi utama wisata. 

Kalau di Indonesia, mungkin seperti mencoba jalan-jalan di Nusa Tenggara Timur tanpa kendaraan pribadi. Bisa sih, tapi repot. 

Keterbatasan ini memaksa wisatawan untuk menyewa mobil jika ingin menikmati keindahan pulau ini secara maksimal. 

Namun, justru di sini letak keunikannya. 

Dengan akses yang terbatas, banyak area tetap asri dan belum terlalu dieksploitasi.

Pengalaman ini mengajarkan bahwa eksplorasi Sardinia memerlukan persiapan ekstra, tetapi memberikan imbalan yang sepadan. 

Misalnya, teluk-teluk tersembunyi seperti Cala Goloritzé hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau perahu, menciptakan pengalaman eksklusif dan intim dengan alam. 

Di sisi lain, keterbatasan transportasi juga bisa menjadi tantangan bagi wisatawan yang kurang familiar dengan sistem lokal. 

Ada peluang besar untuk meningkatkan infrastruktur transportasi tanpa merusak keaslian Sardinia, seperti menambahkan layanan shuttle ramah lingkungan ke destinasi-destinasi utama.

Tapi, kalau dipikir-pikir, bukankah ini juga yang membuat Sardinia spesial? 

Keterbatasan transportasi berarti banyak tempat tetap asri dan terjaga. 

Tidak seperti Bali yang kadang terasa terlalu ramai. 

Sardinia menawarkan pengalaman lebih personal, seperti menemukan surga kecil yang belum banyak disentuh.

Sardinia dan Refleksi untuk Indonesia

Pasir di Porto Pino, Sardinia, Italia.(Dok. Unsplash/Juli Kosolapova via KOMPAS.COM)
Pasir di Porto Pino, Sardinia, Italia.(Dok. Unsplash/Juli Kosolapova via KOMPAS.COM)
Sebagai orang Indonesia, saya merasa Sardinia punya banyak pelajaran yang relevan. 

Kita juga negara dengan keindahan alam luar biasa dan sejarah panjang. 

Tapi sering kali, pengelolaan kita kurang optimal. 

Sardinia menunjukkan bagaimana sejarah dan keindahan bisa berjalan beriringan untuk menciptakan daya tarik wisata.

Misalnya, situs bersejarah seperti Nuraghi di Sardinia dirawat dan dipromosikan dengan baik. 

Bandingkan dengan situs-situs kita seperti Candi Sukuh atau peninggalan sejarah di Sumatera yang sering kali kurang mendapat perhatian. 

Sardinia juga paham bahwa kemewahan bisa berjalan berdampingan dengan konservasi. 

Resor seperti Falkensteiner tidak hanya menjual kenyamanan, tapi juga keindahan alam yang tetap dijaga.

Pulau Sardinia, Italia(Unsplash.com/REISEUHU) 
Pulau Sardinia, Italia(Unsplash.com/REISEUHU) 

Kesimpulan

Sardinia bukan hanya destinasi wisata, tapi juga simbol bagaimana sejarah, budaya, dan alam bisa berpadu dengan harmonis. 

Dengan segala kompleksitasnya, Sardinia berhasil memanfaatkan warisan masa lalu untuk membangun masa depan yang cerah. 

Untuk Indonesia, Sardinia bisa menjadi inspirasi. 

Kita punya segalanya, sejarah, budaya, dan alam, tinggal bagaimana mengelolanya dengan lebih baik.

Jadi, lain kali kalau Anda berkesempatan mengunjungi Sardinia, jangan cuma terpaku pada pantainya. 

Dengarkan cerita-cerita yang terukir di setiap sudutnya. 

Karena di situlah letak pesona sejati Sardinia. Di pertemuan antara masa lalu dan masa kini yang tetap memikat hati.

***

Referensi:

  • Wikipedia. (2021, September 30). Sardinia. In Wikipedia, The Free Encyclopedia. https: //id. m. wikipedia. org/wiki/Sardinia
  • Stekom. (n.d.). Sardinia. In Ensiklopedia. https: //p2k. stekom. ac. id/ensiklopedia/Sardinia
  • TripAdvisor. (n.d.). 10 Objek Wisata Terbaik di Sardinia. TripAdvisor. https: //www. tripadvisor. com/Attractions-g187879-Activities-Sardinia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun