Pajak kendaraan bermotor, yang sebelumnya sudah dikenakan setiap tahunnya, kini akan meningkat dengan adanya tambahan komponen pajak baru.Â
Bagi pemilik kendaraan baru, hal ini tentu menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian.Â
Namun, yang lebih memprihatinkan adalah dampaknya terhadap mereka yang sudah memiliki kendaraan, tetapi terhimpit oleh biaya operasional dan pemeliharaan kendaraan yang cukup tinggi.
Dampak dari kebijakan ini sangat terasa di kalangan masyarakat kelas menengah, terutama yang bergantung pada kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari.Â
Selain itu, ada potensi dampak jangka panjang yang lebih besar, yakni pengaruh kebijakan ini terhadap keputusan investasi masyarakat dalam membeli kendaraan baru.Â
Kebijakan pajak yang lebih tinggi bisa saja membuat mereka yang semula berniat membeli kendaraan baru, menjadi ragu atau menunda pembelian.Â
Ini tentu akan berdampak pada penurunan permintaan kendaraan dan berpotensi mengganggu industri otomotif.
Menurut laman VIVA, penambahan dua komponen pajak baru pada kendaraan bermotor ini tidak hanya akan mempengaruhi pemilik kendaraan baru, tetapi juga dapat menyebabkan peningkatan biaya kepemilikan kendaraan secara signifikan.Â
Hal ini tentu akan terasa berat bagi mereka yang sudah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Dampaknya tidak hanya pada konsumen, tetapi juga pada industri otomotif dan sektor-sektor lain yang bergantung pada keberlanjutan konsumsi kendaraan.
Keseimbangan Antara Pendapatan Negara dan Kesejahteraan Sosial
Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dan mendukung pembangunan ekonomi, banyak pihak merasa khawatir bahwa kebijakan ini bisa semakin memperburuk ketimpangan sosial yang ada.Â