Menghadapi dilema ini, solusi yang paling tepat adalah mengembangkan pendekatan pariwisata berkelanjutan.Â
Pendekatan ini harus memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara bersamaan.Â
Pengelolaan yang lebih bijak terhadap pembangunan infrastruktur perlu diutamakan untuk memastikan bahwa daya tarik visual dari destinasi wisata tetap terjaga, sementara pada saat yang sama, kebutuhan pembangunan kota tetap terpenuhi.
Menurut FEB UMSU, pengembangan pariwisata yang berkelanjutan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, tetapi juga melibatkan pelestarian lingkungan dan warisan budaya.Â
Ini berarti bahwa pengembangan infrastruktur harus dirancang sedemikian rupa agar tidak mengganggu pemandangan dan estetika tempat-tempat wisata yang sudah ada.Â
Dalam hal ini, pemerintah daerah dan pengembang perlu lebih proaktif dalam merencanakan proyek-proyek mereka, dengan melibatkan masyarakat setempat dan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sektor pariwisata.
Pembangunan yang berkelanjutan tidak hanya akan menguntungkan sektor pariwisata, tetapi juga akan menciptakan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.Â
Jika Batam ingin terus berkembang sebagai kota yang menarik bagi wisatawan, perencanaan yang lebih hati-hati dan inklusif sangat diperlukan.Â
Pembangunan infrastruktur, termasuk gedung-gedung baru, harus mempertimbangkan dampaknya terhadap ikon-ikon penting yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan, seperti 'Welcome to Batam'.
Kesimpulan
Pembangunan yang terjadi di Batam, meski untuk pertumbuhan ekonomi, menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam merencanakan perkembangan kota.Â
Ketidakseimbangan antara pembangunan dan pelestarian daya tarik wisata dapat mengurangi minat wisatawan, yang tentunya berdampak pada perekonomian kota.Â