Ketegangan yang ditimbulkan oleh serangan Israel ini akan mempersulit upaya-upaya perdamaian di kawasan tersebut.
Solidaritas dengan Suriah dan Penolakan terhadap Kekerasan
Reaksi internasional terhadap serangan ini sangat bervariasi, namun sebagian besar negara Arab mengecam keras tindakan Israel ini.Â
Mesir yang menjadi mediator dalam berbagai konflik Timur Tengah, menganggap serangan ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah dan stabilitas kawasan.Â
Negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi, juga turut mengecam serangan tersebut.Â
Keputusan Israel untuk memperburuk ketegangan di kawasan ini jelas bertentangan dengan upaya untuk membangun stabilitas dan perdamaian, yang selama ini menjadi fokus diplomasi internasional di Timur Tengah.
Di sisi lain, Rusia yang merupakan sekutu kuat Suriah, memberikan peringatan tegas terhadap Israel, menyatakan bahwa aneksasi Dataran Tinggi Golan akan memperburuk ketegangan yang sudah ada dan merusak upaya-upaya yang sedang dilakukan untuk mencapai penyelesaian politik.Â
Melihat reaksi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa serangan ini tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral Israel dan Suriah, tetapi juga mempengaruhi dinamika geopolitik yang lebih luas, dengan kekuatan besar yang terlibat dalam upaya menjaga stabilitas kawasan.
Serangan yang Mengancam Perdamaian
Serangan Israel ke Suriah pada 8 Desember 2024 memperburuk ketegangan kawasan yang sudah lama rawan konflik.Â
Meskipun Israel menganggapnya sebagai langkah defensif, banyak pihak melihat ini sebagai ekspansi wilayah yang melanggar hukum internasional.Â
Bagi Indonesia, yang menjunjung tinggi kedaulatan dan non-intervensi, penting untuk memikirkan dampak jangka panjangnya.Â
Langkah ini bisa memperburuk eskalasi atau membuka jalan bagi diplomasi.Â