Setiap kali kita berbicara tentang negara-negara yang sukses dalam mengelola aparatur sipil negara (ASN), Singapura selalu muncul sebagai contoh utama.Â
Dilansir dari Kompas, berdasarkan penelitian Universitas Oxford yang dipublikasikan dalam Indeks Administrasi Publik Blavatnik, Singapura terpilih sebagai negara dengan ASN terbaik di dunia.Â
Keberhasilan Singapura ini tidak datang begitu saja. Singapura berhasil menempatkan dirinya di puncak peringkat global, mengungguli negara-negara besar seperti Norwegia, Kanada, dan sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia yang menempati posisi 39.Â
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari Singapura untuk meningkatkan kualitas ASN di Indonesia?
Keunggulan ASN Singapura: Kepemimpinan yang Pragmatis dan Inovatif
pengelolaan ASN adalah kepemimpinan pragmatis yang diterapkan oleh pemerintahannya.Â
Salah satu faktor utama yang menjadikan Singapura unggul dalamBerdasarkan DJKN Kemenkeu, Singapura mengutamakan kebijakan yang efisien dan berdasarkan pada situasi, kondisi, dan data yang ada.Â
Kepemimpinan pragmatis ini membuat pemerintah Singapura mampu untuk tidak terikat pada ideologi atau sistem tertentu, tetapi lebih fokus pada pencapaian hasil yang optimal.Â
Dalam konteks ASN, ini berarti pemerintah Singapura selalu berusaha mencari cara terbaik untuk meningkatkan kinerja aparatur negara mereka, tanpa terjebak dalam rutinitas atau kebiasaan lama yang tidak relevan.
Di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, Singapura mengembangkan sistem birokrasi yang berfokus pada kompetensi teknis dan manajerial, serta pelayanan publik yang berkualitas.Â
Seperti yang dijelaskan dalam BBC.com, Lee Kuan Yew mengimplementasikan prinsip-prinsip kapitalisme negara yang mengedepankan efisiensi, kejujuran, dan transparansi.Â
Ini semua tercermin dalam cara pemerintah Singapura mengelola ASN, di mana mereka tidak hanya menilai kinerja pegawai dari hasil pekerjaan mereka, tetapi juga melihat bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan perubahan dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.