Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Daddy Blues, Sebuah Kisah Ayah Baru

11 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   12:16 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Daddy blues (Freepik/user18526052 )

Ayah perlu merasa bahwa mereka dapat berbagi perasaan mereka tanpa takut dianggap lemah atau tidak mampu menjalani peran mereka. 

Hal ini menjadi penting karena dengan adanya komunikasi yang baik, masalah emosional dapat diselesaikan lebih cepat, dan ayah merasa didukung dalam peran pengasuhannya.

Berkonsultasi dengan ayah (kakek) atau sahabat yang berpengalaman dapat menjadi dukungan berharga bagi ayah baru yang menghadapi daddy blues. 

Kakek, dengan pengalamannya, dapat memberikan perspektif bijak dan emosional yang mendalam. 

Sahabat yang sudah berkeluarga pun bisa berbagi pengalaman dan memberikan dukungan tanpa penilaian. 

Kedua sumber ini membantu ayah baru merasa didukung, dipahami, dan tidak sendirian dalam menjalani peran orang tua yang baru.

Menyadari dan Menghadapi Daddy Blues

Salah satu pesan penting dalam menghadapi daddy blues adalah kesadaran bahwa perasaan ini adalah bagian dari transisi normal dalam kehidupan. 

Ayah baru tidak perlu merasa bahwa mereka harus menghadapinya sendiri. 

Mengakui perasaan cemas, lelah, dan tertekan adalah langkah pertama yang penting. 

Menurut MotherCare (2023), kesadaran akan kondisi ini membantu ayah untuk tidak merasa malu atau merasa tidak mampu. 

Dengan dukungan yang tepat, baik dari pasangan, keluarga, maupun profesional, ayah dapat mengatasi daddy blues dan menjalani peran mereka dengan lebih baik.

Menciptakan Ruang untuk Ayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun