Menurut data yang dikutip dari KlikDokter (2023), sekitar 10,4% ayah baru mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi dari biasanya, sementara sekitar 21% pria juga mengalami gejala mirip baby blues (kondisi gangguan emosional yang lebih dikenal di kalangan ibu setelah melahirkan).Â
Menurut TheAsianParent (2023), banyak ayah yang merasa tertekan dengan dinamika keluarga yang berubah, terutama akibat perasaan cemas tentang kemampuan mereka sebagai orang tua baru.Â
Mereka juga mungkin merasa tidak siap dengan tanggung jawab besar yang datang, seperti harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, serta menghadapi ketegangan dalam hubungan dengan pasangan.
Masalah Emosional dan Sosial yang Diabaikan
Salah satu bagian dari daddy blues yang sering diabaikan adalah dampaknya terhadap hubungan sosial dan peran dalam keluarga.Â
Ayah baru sering kali terperangkap dalam perasaan terasing, seolah mereka bukan lagi bagian penting dari kehidupan keluarga yang baru terbentuk.Â
Hal ini sangat wajar terjadi, mengingat perhatian keluarga dan orang terdekat cenderung lebih fokus pada ibu dan bayi yang baru lahir.Â
Bagi banyak ayah, perbandingan terhadap perhatian yang lebih diberikan kepada ibu dan anak bisa memicu ketegangan dan kecemasan lebih lanjut (TheAsianParent, 2023).
Selain itu, banyak ayah merasa bahwa mereka harus selalu tampak kuat dan tidak boleh menunjukkan kelemahan atau kekhawatiran.Â
Dalam budaya Indonesia, figur ayah sering kali digambarkan sebagai pria yang tegar dan mampu menanggung segala beban keluarga.Â
Akibatnya, banyak ayah enggan mengungkapkan perasaan mereka tentang kecemasan atau ketidakpastian yang mereka rasakan dalam mengasuh anak. Padahal, hal ini justru memperburuk kondisi mereka.
Faktor Penyebab dan Dampak Fisik
Perasaan cemas dan lelah yang muncul akibat daddy blues bukan sekadar perasaan emosional yang bisa diabaikan.Â