Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peneliti Indonesia di Tengah Berbagai Keterbatasan

8 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   17:04 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peneliti di Indonesia (Harian Kompas) 

Indonesia hanya mengalokasikan sekitar 1% dari PDB untuk penelitian dan pengembangan, sebuah angka yang sangat jauh jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang yang mengalokasikan lebih dari 3%. 

Dana yang terbatas ini menyebabkan riset di Indonesia sering kali terhambat di tengah jalan, bahkan pada tahap yang paling dasar sekalipun. 

Sumber daya manusia, yang seharusnya menjadi aset utama, juga sering kali terbentur oleh minimnya fasilitas penelitian yang memadai.

Selain itu, penelitian oleh Indonesia Economic Forum (2021) juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara hasil riset dan kebutuhan industri. 

Banyak riset yang dilakukan di Indonesia terkesan hanya untuk kepentingan akademik, bukan untuk menghasilkan solusi yang bisa langsung diterapkan di lapangan. 

Hal ini mengarah pada kesenjangan antara dunia akademik dan dunia industri yang semakin lebar. 

Mengingat bahwa salah satu fungsi riset adalah untuk menciptakan solusi bagi tantangan nyata di masyarakat, maka riset yang tidak aplikatif hanya akan menjadi sesuatu yang sia-sia.

Budaya Riset yang Menanti Perubahan

Salah satu hal yang saya rasa perlu menjadi fokus utama adalah budaya riset yang ada di Indonesia. 

Global Development Network (2019) mengungkapkan bahwa riset di Indonesia cenderung lebih berorientasi pada teori daripada praktik. 

Banyak peneliti yang terjebak dalam labirin abstraksi tanpa menyentuh akar permasalahan yang ada di masyarakat. 

Padahal, Indonesia memiliki banyak masalah yang memerlukan riset aplikatif, seperti masalah pertanian, kemiskinan, dan kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun