Setiap makanan yang terbuang sebenarnya juga menyia-nyiakan sumber daya penting seperti air, energi, dan tanah yang digunakan untuk memproduksinya.
Jadi dengan mengurangi pemborosan, kita juga mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin terbatas.
Lebih jauh, pengurangan pemborosan pangan bisa memperkuat ketahanan pangan nasional.Â
Jika industri makanan dan kita sebagai konsumen bisa lebih bijak dalam mengelola makanan, akan lebih banyak potensi pangan yang bisa disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.Â
Ini adalah langkah penting menuju keadilan sosial. Pemborosan di satu sisi, sementara banyak orang di sisi lain masih kelaparan, jelas sebuah ironi yang tak bisa dibiarkan begitu saja.
Kesimpulan
Pemborosan pangan di Indonesia bukan hanya soal limbah, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan sosial dan ketidakseimbangan ekonomi.Â
Meskipun ada upaya dari sektor swasta dan pemerintah, data dari Bappenas dan Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa masalah ini terus berkembang.Â
Dengan kebijakan yang lebih tegas, kesadaran bisnis, dan kolaborasi yang lebih baik, pengurangan pemborosan pangan mungkin bisa tercapai.Â
Namun, apakah kita siap mengubah pola konsumsi dan perilaku kita demi masa depan yang lebih berkelanjutan?
***
Referensi:
- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2024). Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia.
- Badan Pangan Nasional. (2024). Stop Boros Pangan: Gerakan Selamatkan Pangan.
- Ariani, M., & Tarigan, H. (2024). Review of Food Waste in Indonesia.
- Antara News. (2024). Bappenas Prediksi Sampah Makanan Capai 112 Juta Ton/Tahun pada 2024.Â
- Antara News. (2024). Mengatasi Pemborosan Pangan di Meja Makan.