Masyarakat merasa bahwa calon yang tersedia tidak mewakili kebutuhan atau harapan mereka, yang akhirnya menyebabkan ketidakpedulian terhadap proses pemilihan, meskipun itu adalah bagian penting dari demokrasi.
Kelelahan Sosial Pasca-Pemilu Nasional
Setelah Pilpres 2024 yang penuh dinamika, kelelahan sosial menjadi faktor penting penyebab golput dalam Pilkada 2024.Â
Banyak masyarakat yang merasa lelah dan tidak tertarik untuk kembali berpartisipasi dalam pemilihan daerah.Â
Kelelahan ini diperburuk oleh kampanye yang kurang menarik atau bahkan adanya calon tunggal, sehingga mempengaruhi motivasi pemilih.Â
Selain itu, panjangnya periode pemilu nasional juga menambah rasa jenuh.Â
Kondisi ini menandakan bahwa sistem pemilu harus lebih sensitif terhadap kebutuhan sosial masyarakat agar tidak memperburuk angka golput, yang berisiko merugikan keberlanjutan demokrasi Indonesia.
Konfigurasi Politik yang Membingungkan
Konfigurasi politik yang membingungkan juga turut menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih.Â
Di beberapa daerah, seperti yang dilaporkan oleh JPPR, partisipasi bahkan di bawah 50%.Â
Salah satu penyebab utama adalah fenomena calon tunggal.Â
Ketika hanya ada satu calon, pemilih merasa pilihan demokratis sangat terbatas dan kurang menarik.Â
Hal ini mengurangi motivasi mereka untuk menggunakan hak pilih.Â