Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Antara Job Fair dan Kesenjangan Keterampilan

28 November 2024   09:00 Diperbarui: 28 November 2024   15:59 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa perusahaan sudah mulai mengadakan sesi wawancara, pelatihan keterampilan, dan konsultasi karier selama event job fair berlangsung. 

Menambahkan workshop tentang persiapan wawancara, penulisan CV, dan pengembangan soft skills bisa meningkatkan daya saing pencari kerja, terutama bagi mereka yang baru lulus atau minim pengalaman kerja.

Peran Pemerintah dalam Menjembatani Kesenjangan Keterampilan

Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi pengangguran di Indonesia, namun peran itu tidak hanya terbatas pada penyelenggaraan job fair. 

Lebih jauh, pemerintah perlu berfungsi sebagai penghubung antara dunia pendidikan, pelatihan, dan industri. Kolaborasi antara ketiga sektor ini sangat penting. 

Tanpa sinergi yang kuat, upaya mengurangi pengangguran hanya akan menjadi wacana yang terus berulang tanpa hasil yang nyata.

Namun, tantangan bagi pemerintah adalah bagaimana memastikan agar kebijakan ketenagakerjaan dan pendidikan benar-benar dapat mengatasi permasalahan mendalam ini. 

Keterbatasan anggaran, birokrasi, dan koordinasi antar kementerian menjadi kendala yang harus dihadapi. 

Selain kebijakan yang berbasis pada regulasi, diperlukan kebijakan yang lebih fleksibel dan berbasis hasil nyata di lapangan.

Pembenahan Pendidikan dan Pelatihan

Job fair mingguan bisa menjadi solusi jangka pendek, namun untuk mengatasi pengangguran secara menyeluruh, kita membutuhkan langkah-langkah yang lebih komprehensif. 

Pembenahan sistem pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri harus menjadi langkah utama. Pemerintah perlu memperkuat pendidikan vokasional dengan melibatkan sektor industri dalam perancangannya, dan memastikan pendidikan tersebut dilengkapi dengan keterampilan praktis dan soft skills yang dibutuhkan dunia kerja.

Di sisi lain, sektor swasta juga harus lebih proaktif dalam membantu pendidikan vokasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun