Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Gen Z Menolak Hierarki Demi Keseimbangan Diri

24 November 2024   12:00 Diperbarui: 24 November 2024   12:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gen Z sebagai middle management (Diolah dengan Dall-E) 

Dengan melakukan ini, perusahaan tidak hanya akan mampu mempertahankan talenta terbaik, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang lebih produktif dan sehat.

Kesimpulan

Keengganan Gen Z mengambil posisi manajer menengah mencerminkan pergeseran nilai dalam dunia kerja modern, di mana keseimbangan hidup dan fleksibilitas lebih diutamakan dibanding hierarki tradisional. 

Fenomena ini menantang perusahaan untuk beradaptasi, tidak hanya dalam cara mereka menawarkan peran, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan kerja yang selaras dengan harapan generasi muda.

Jabatan manajer menengah tetap vital sebagai penggerak organisasi, namun relevansinya kini dipertanyakan.

Apakah perusahaan siap merombak struktur lama demi merangkul masa depan yang lebih inklusif dan fleksibel? 

Atau akankah dunia kerja terus berjalan di jalur tradisional, meninggalkan generasi muda mencari jalan mereka sendiri?

***

Referensi:

  • VIVA. (2024). Generasi Z menolak jadi bos: Tren 'conscious unbossing' dan alasan di baliknya. VIVA.
  • Talentics. (2024). Mengupas mitos Generasi Z di dunia kerja. Talentics.
  • Fortune Indonesia. (2024). Survei ungkap 72% Gen Z enggan jadi manajer. Fortune Indonesia.
  • Bloomberg. (2024). Impact of manager layoffs on middle management. Bloomberg.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun