Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tax Amnesty, Janji Manis atau Ancaman Krisis

21 November 2024   18:00 Diperbarui: 21 November 2024   18:01 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi amnesti pajak (KOMPAS/SUPRIYANTO) 

Mari kita lihat data lagi. Pada 2022, tax amnesty jilid II memang berhasil mendongkrak rasio pajak hingga 10,39%, sebuah peningkatan kecil. 

Namun, pada 2023, angka ini kembali turun menjadi 10,2%. Apakah ini berarti tax amnesty hanya memberi efek sementara? Kemungkinan besar, ya.

Salah satu penyebab utamanya adalah pemerintah sepertinya lebih fokus pada pengejaran denda instan daripada memperbaiki sistem secara mendasar. 

Program ini seakan jadi jalan pintas untuk menambal defisit anggaran negara. Sementara itu, kapasitas pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak tidak benar-benar ditingkatkan.

Melihat ke negara lain, tax amnesty sebenarnya bukan hal baru. Italia, misalnya, pernah menerapkan program serupa. Awalnya sukses besar, tapi lama-kelamaan justru menimbulkan budaya tunggu pengampunan. 

Dampaknya, pendapatan pajak jangka panjang mereka malah tertekan. Apakah Indonesia ingin masuk ke perangkap yang sama? Jika iya, maka pemerintah perlu berpikir ulang.

Apa Solusinya?

Menurut saya, tax amnesty seharusnya menjadi solusi darurat, bukan strategi rutin. 

Ketika dilakukan terlalu sering, program ini kehilangan tujuannya dan malah menimbulkan ketidakadilan. Seperti yang dikatakan para pakar, diperlukan reformasi sistem perpajakan yang lebih komprehensif.

Langkah pertama adalah membuat sistem yang lebih sederhana dan transparan. 

Banyak orang yang sebenarnya ingin membayar pajak, tetapi terhalang oleh proses yang rumit. Kalau sistemnya dibuat lebih ramah pengguna, saya yakin kepatuhan pajak akan meningkat secara alami.

Selain itu, pemerintah juga harus memperkuat penegakan hukum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun