Menurut data dari Kompas, jumlah mahasiswa yang terlibat dalam proses politik formal memang meningkat.Â
Mereka lebih memilih cara yang aman, seperti berpartisipasi dalam pemilu.Â
Tapi apakah itu cukup? Apakah kita bisa memperjuangkan perubahan besar hanya dengan mencoblos?
Mengintegrasikan Aktivisme dalam Kehidupan Modern
Mungkin, kita perlu mencari jalan tengah. Saya tidak bilang mahasiswa harus selalu turun ke jalan, tapi juga tidak bisa sepenuhnya meninggalkan aksi nyata.Â
Aktivisme bisa diintegrasikan ke dalam kehidupan modern. Kampanye digital dan aksi fisik bisa saling melengkapi.Â
Mahasiswa seperti Wanda dan Ray tetap bisa berkontribusi, bahkan dengan cara yang berbeda.
Yang jelas, kita tidak boleh kehilangan kesadaran politik dan solidaritas sosial.Â
Pendidikan tinggi harus kembali menjadi tempat untuk membangun pemikiran kritis, bukan sekadar alat untuk mendapatkan pekerjaan.Â
Kalau tidak, generasi mendatang mungkin akan lebih teralienasi dari isu-isu sosial.
Pilihan Ada di Generasi Muda
Akhirnya, saya sadar, ini semua soal pilihan.Â
Kita tidak bisa menyalahkan mahasiswa yang memilih fokus pada karier, karena mereka hanya mencoba bertahan di sistem yang penuh tekanan.Â