Menurut artikel dari The Jakarta Post, propaganda digital atau buzzing digunakan untuk membentuk opini publik selama kampanye Prabowo.Â
Ini bukan hal baru sebenarnya. Kita sudah sering mendengar tentang buzzer politik yang bekerja untuk menyebarkan narasi tertentu demi kepentingan kandidat tertentu.Â
Tapi ketika ini dilakukan secara masif dan terorganisir oleh para oligarki, dampaknya jauh lebih besar.
Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Baik di Amerika maupun Indonesia, kita melihat pola yang sama. Oligarki menggunakan kekayaan mereka untuk mempengaruhi politik dan kebijakan publik.Â
Ini tentu saja berdampak buruk bagi demokrasi kita. Ketika kekuasaan politik berpadu dengan kekuasaan ekonomi, siapa yang sebenarnya berkuasa? Apakah rakyat benar-benar punya suara dalam menentukan masa depan negara mereka
Dampak jangka panjangnya jelas. Ketimpangan ekonomi semakin dalam, reformasi sosial-ekonomi terhambat, dan kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi semakin menurun.Â
Di Amerika, banyak orang merasa bahwa pilihan mereka terbatas pada kandidat-kandidat yang didukung oleh para oligarki.Â
Di Indonesia pun demikian; meskipun ada banyak partai politik dan kandidat presiden, pada akhirnya pilihan kita tetap terbatas pada mereka yang terikat dengan kepentingan elit.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Sebagai warga negara biasa, rasanya mudah untuk merasa putus asa melihat situasi ini. Bagaimana mungkin kita bisa melawan kekuatan besar seperti oligarki?Â
Tapi saya percaya bahwa langkah pertama adalah menyadari bahwa masalah ini ada dan serius.
Kita perlu lebih kritis dalam melihat siapa saja aktor-aktor di balik layar politik kita.Â