Kualitas produk dan penerimaan publik menjadi isu utama.Â
Jika Maung hanya dipandang sebagai mobil dinas dan tidak mampu bersaing dengan produk-produk asing dalam hal performa dan teknologi, maka kebijakan ini bisa berakhir seperti kembang api. Spektakuler di awal, redup dengan cepat.
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil domestik selama Januari hingga Agustus 2024 mencapai 560.000 unit, dengan ekspor mencapai 296.000 unit CBU dan 30.000 unit CKD.Â
Fakta ini menunjukkan betapa ketatnya kompetisi dalam pasar otomotif Indonesia.Â
PT Pindad harus membuktikan bahwa Maung memiliki daya saing yang setara dengan kendaraan impor, baik dari sisi kualitas maupun fitur teknologi.
Selain itu, persepsi konsumen Indonesia terhadap produk lokal yang seringkali dikaitkan dengan kualitas di bawah standar produk impor harus diatasi.Â
Ini memerlukan strategi pemasaran yang menonjolkan keunggulan Maung, seperti ketangguhan dan keandalan dalam kondisi geografis Indonesia.
Teknologi juga menjadi tantangan signifikan. Konsumen kini mencari kendaraan yang dilengkapi dengan fitur keselamatan canggih, sistem infotainment terkini, dan efisiensi bahan bakar yang optimal.Â
PT Pindad perlu memastikan bahwa Maung dapat memenuhi ekspektasi ini agar tidak kalah saing di pasar yang sudah terbiasa dengan inovasi berkelanjutan.
Di sisi lain, infrastruktur pendukung seperti ketersediaan suku cadang dan jaringan servis resmi perlu diperkuat.Â
Tanpa adanya ekosistem ini, konsumen cenderung ragu untuk beralih ke produk lokal.Â