Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mike Tyson Melawan Waktu, Jake Paul Melawan Nama

17 November 2024   14:00 Diperbarui: 18 November 2024   10:13 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jake Paul sendiri, meskipun bukan petinju profesional, memiliki basis pengikut media sosial yang besar, menjadikannya kandidat sempurna untuk mengubah ring tinju menjadi panggung konten.  

Apa Dampaknya bagi Olahraga?  

Jangka panjangnya, kita perlu khawatir bahwa komersialisasi seperti ini bisa melemahkan nilai olahraga sejati. 

Ketika popularitas lebih penting daripada kemampuan teknis, olahraga bisa kehilangan esensinya sebagai ajang kompetisi yang mendidik dan inspiratif. 

Di Indonesia, kita melihat dampaknya dalam bentuk munculnya “pertandingan hiburan” yang menomorduakan keterampilan atletik. 

Namun, kita juga harus realistis. Dalam era digital, olahraga tanpa hiburan mungkin akan sulit bertahan. Penonton saat ini tidak hanya ingin melihat adu ketangkasan, tetapi juga drama dan narasi yang menyertainya. 

Mungkin ini alasan mengapa banyak acara olahraga kini disiarkan di platform streaming seperti Netflix, sebagaimana pertandingan Tyson-Paul yang menjadi bagian dari konten platform tersebut.  

Harapan dan Solusi  

Lantas, bagaimana cara kita menjaga keseimbangan antara hiburan dan integritas olahraga? 

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi aturan untuk pertandingan eksibisi seperti ini. Misalnya, pastikan hanya atlet yang benar-benar kompeten yang boleh bertanding di bawah aturan resmi. 

Selain itu, asosiasi olahraga perlu lebih proaktif dalam membedakan acara eksibisi untuk hiburan dan pertandingan kompetisi untuk prestasi.

Di sisi lain, kita juga bisa belajar dari olahraga tradisional Indonesia seperti pencak silat. Meskipun silat sering dimodernisasi untuk kebutuhan film atau pertunjukan, komunitas silat tetap menjaga esensi spiritual dan teknisnya melalui kejuaraan resmi. 

Ini bisa menjadi contoh bagaimana kita tetap bisa menjaga keseimbangan antara hiburan dan keaslian olahraga.  

Kesimpulan  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun