Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mini Food Forest, Solusi Ketahanan Pangan ala Warga Perkotaan

12 November 2024   18:00 Diperbarui: 12 November 2024   18:00 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menanam di mini food forest (DOK. Humas Pemkot Semarang) 

Jika Anda termasuk orang yang khawatir saat membaca berita soal kenaikan harga pangan, konsep ini tentu menarik. 

Bayangkan jika setiap rumah di kota-kota besar menerapkan konsep seperti ini, maka tidak hanya kebutuhan sayur-sayuran kita yang bisa terpenuhi, tetapi juga bisa membantu mengurangi tekanan permintaan di pasar. 

Kalau kata pepatah, “sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.” 

Jika setiap keluarga punya taman pangan mini, maka kontribusi kita terhadap ketahanan pangan secara nasional akan semakin besar.

Tantangan dalam Menerapkan Mini Food Forest

Meskipun konsep ini terdengar ideal, tentu tidak mudah juga untuk diterapkan, apalagi kalau kita bicara soal keberlanjutan. 

Menanam pohon buah atau sayuran di halaman rumah butuh pengetahuan khusus dan kesabaran. 

Menurut Kementerian PPN/Bappenas, urban farming memang bisa menjadi alternatif untuk menjaga ketahanan pangan, tetapi masyarakat tetap butuh edukasi soal bagaimana cara menanam yang benar agar tanaman bisa bertahan dan terus berproduksi.

Tidak semua orang punya waktu dan pengetahuan untuk merawat tanaman setiap hari. 

Apalagi kalau bicara soal pemeliharaan yang benar. 

Menanam di lahan terbatas mungkin terlihat mudah, tetapi kita harus memilih jenis tanaman yang sesuai. 

Tidak semua tanaman bisa tumbuh dengan baik di lingkungan rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun