Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Reverse Mentoring: Ketika Junior Menjadi Guru Digital bagi Senior

12 November 2024   14:39 Diperbarui: 12 November 2024   16:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan membuka diri terhadap reverse mentoring, kita sebenarnya membangun lingkungan kerja yang lebih inklusif dan adaptif. 

Generasi Z dapat membantu kita memahami tools dan software digital yang mungkin sebelumnya hanya kita dengar namanya. 

Sementara kita dapat membimbing mereka dengan wawasan dan pengalaman kerja bertahun-tahun yang tidak mereka miliki.

Di era digitalisasi ini, pendekatan lintas generasi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan organisasi. 

Selain mengurangi kesenjangan pemahaman antar generasi, reverse mentoring juga bisa menjadi cara untuk mempersiapkan regenerasi yang lebih sehat di tempat kerja. 

Di sisi lain, kita juga berkontribusi dalam mempersiapkan generasi penerus untuk menghadapi tantangan kerja yang lebih kompleks.

Apakah Kita Siap?

Ilustrasi interaksi pegawai senior dan junior. (Foto: TrainingIndustry.com)
Ilustrasi interaksi pegawai senior dan junior. (Foto: TrainingIndustry.com)
Pada akhirnya, pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri sendiri adalah, apakah kita benar-benar siap menerima perubahan ini? 

Berbeda dari tren kerja lainnya. Reverse mentoring menuntut kita untuk mengesampingkan ego dan belajar dari junior kita. 

Kita perlu melihat ini sebagai peluang untuk berkembang dan bukan ancaman bagi eksistensi kita di tempat kerja.

Bagi banyak orang di generasi saya, membuka diri pada pola pikir baru ini mungkin terasa tidak nyaman. 

Tetapi, jika kita ingat kembali bagaimana kita dulu memulai karir dengan semangat untuk belajar dan berkembang, mungkin kita bisa lebih mudah memahami posisi Gen Z saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun