Misalnya, dengan aturan yang membatasi frekuensi iklan atau membatasi akses paylater bagi yang belum memiliki riwayat kredit yang baik.Â
Dengan langkah ini, konsumen jadi lebih terlindungi, terutama mereka yang mudah tergoda atau kurang paham tentang risiko finansial yang bisa timbul dari kebiasaan belanja impulsif.
Menjadi Konsumen yang Bijak
Pada akhirnya, kita sendiri yang memegang kendali atas dompet kita. Tidak ada yang bisa memaksa kita untuk membeli sesuatu, kecuali diri kita sendiri.Â
Namun, kontrol diri tidak muncul begitu saja. Kontrol diri itu butuh latihan, kesadaran, dan edukasi yang konsisten.Â
Saya, sebagai bagian dari generasi yang juga terpapar godaan ini, belajar bahwa belanja impulsif bukan solusi dari rasa ingin atau ketidakpuasan hidup.Â
Justru dengan menahan diri dan bijak dalam belanja, kita bisa menghindari stres dan masalah finansial.
Jadi, setiap kali ada promo besar-besaran tanggal kembar, berhentilah sejenak.Â
Mari kita ingat, bahwa tidak semua barang yang kita inginkan perlu dibeli.Â
Pertimbangkan dulu kebutuhan sebenarnya, dampak finansial, dan efek jangka panjangnya.Â
Dengan begitu, kita bisa jadi konsumen yang tidak hanya pintar, tapi juga bertanggung jawab terhadap masa depan finansial kita.
***