Coba bayangkan, hanya dengan beberapa kali klik, barang sudah dalam keranjang belanja, dan pembayaran bisa dilakukan dalam hitungan detik.Â
Apalagi, sekarang ada paylater yang memungkinkan kita untuk berbelanja tanpa langsung mengeluarkan uang.Â
Di satu sisi, ini memudahkan. Tapi di sisi lain, ini bisa jadi awal dari masalah finansial jika tidak bijak.
Dampak Finansial dan Psikologis
Dampak dari belanja impulsif tidak hanya mengganggu stabilitas keuangan, tapi juga kesehatan mental.Â
Menurut penelitian PwC Indonesia, banyak konsumen mulai merasa cemas mengenai privasi data saat berbelanja online. Ini menambah beban pikiran mereka.Â
Belanja impulsif yang tanpa perhitungan seringkali menumpuk jadi utang, dan utang adalah salah satu sumber stres yang berkepanjangan.
Di sinilah pentingnya edukasi finansial bagi masyarakat.Â
Dengan memahami literasi keuangan, kita bisa lebih bijak dalam menentukan mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya keinginan.Â
Dengan literasi ini, kita akan tahu batasan dan mampu menghindari kebiasaan berbelanja yang merugikan.
Peran Literasi Keuangan dalam Mengurangi Belanja Impulsif
Edukasi finansial seharusnya tidak hanya berlaku bagi mereka yang bekerja di sektor ekonomi atau finansial.Â
Setiap orang, dari berbagai latar belakang, butuh pemahaman ini.Â