Mereka melihatnya bukan sebagai sesuatu yang mereka curi, tapi sebagai rezeki yang sayang jika dibiarkan terbuang sia-sia.Â
Ini adalah bentuk keberanian yang muncul dari keterpaksaan — bertindak melawan norma demi bertahan hidup.
Kesulitan Otoritas Mengendalikan Situasi
Namun, ada sisi lain dari cerita ini.Â
Mengutip IDN Times, polisi sudah memasang garis pembatas dan memberikan peringatan tentang bahaya yang mungkin terjadi, tetapi warga tetap sulit dihentikan.Â
Pernyataan ini menyoroti kesulitan otoritas dalam mengendalikan massa, terutama ketika mereka merasa terdesak oleh kebutuhan hidup.Â
Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi.Â
Di berbagai wilayah di Indonesia, kita telah melihat insiden serupa, seperti penjarahan susu di Indramayu dan bawang merah di Ponorogo pada tahun 2023, sebagaimana diberitakan oleh Tirto.
Ketidakberdayaan ekonomi membuat masyarakat lebih rentan melanggar hukum.Â
Mereka merasa tidak punya pilihan selain memanfaatkan situasi yang ada, meskipun itu berarti harus berhadapan dengan aturan hukum.Â
Dalam konteks ini, ketidakpatuhan warga bukanlah cerminan dari moralitas yang rendah, melainkan refleksi dari kondisi ekonomi yang terjepit dan rasa frustrasi terhadap ketidakadilan sosial.Â
Mengutip Jurnal Rechts Vinding dan Hukum Line, masyarakat yang hidup dalam ketidakberdayaan ekonomi cenderung lebih rentan melanggar hukum demi bertahan hidup.