Banyak yang justru beralih ke pinjaman online atau skema lainnya, yang sering kali membawa mereka pada bunga tinggi dan jebakan utang yang sulit diatasi.Â
Sementara itu, perencanaan keuangan yang matang sangat penting, tetapi sering kali diabaikan.Â
Banyak pasangan muda yang tidak menyiapkan dana pernikahan dengan baik, dan seperti yang terjadi pada La Ode.Â
Mereka akhirnya mengorbankan kebutuhan jangka panjang demi memenuhi kebutuhan jangka pendek yang dipicu oleh tekanan adat dan ekspektasi keluarga.
Program Pemerintah dan Solusi Struktural
Tentu saja, pemerintah tidak tinggal diam.Â
Melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berbagai program literasi keuangan telah diluncurkan untuk membantu pekerja informal lebih bijak dalam mengelola keuangan.Â
Program "Literasi Keuangan Indonesia Terdepan" (Like IT) adalah salah satu inisiatif yang menargetkan generasi muda di kota-kota besar.Â
Ini adalah langkah yang bagus, tetapi masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan program ini menjangkau lebih banyak pekerja informal di daerah-daerah terpencil.
Solusi struktural lainnya yang diperlukan termasuk perluasan akses ke produk keuangan yang lebih inklusif.Â
Banyak pekerja informal masih belum memiliki akses yang memadai ke pinjaman dengan bunga rendah atau produk tabungan yang bisa membantu mereka menyiapkan dana untuk pernikahan atau kebutuhan mendesak lainnya.Â
Mengutip artikel dari OJK dan Tempo Bisnis, solusi ini sangat penting untuk membantu pekerja informal keluar dari jebakan utang.