Di Indonesia, banyak orang masih sulit mendapatkan akses ke teknologi, terutama di desa-desa terpencil.Â
Menurut International Monetary Fund (2020), meskipun perkembangan infrastruktur digital cepat, sebagian besar hanya ada di kota-kota besar.Â
Di daerah pedesaan, akses internet masih sangat terbatas. Telcos memang berusaha memperluas jaringan, tapi tantangan geografis dan biaya tinggi membuatnya sulit.
Masalahnya bukan hanya soal jaringan, tapi juga tentang literasi digital.Â
Banyak orang masih kesulitan menggunakan teknologi digital untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk menerima bantuan sosial.Â
Literasi digital yang rendah ini membuat banyak orang tidak bisa memanfaatkan subsidi digital, meskipun sudah ada.Â
Karena itu, dibutuhkan pelatihan literasi digital yang lebih banyak agar masyarakat bisa lebih siap menggunakan teknologi ini.Â
Jadi, meskipun digitalisasi terlihat menjanjikan, tanpa peningkatan literasi digital, program ini tidak akan berhasil.
Risiko Keamanan Data dalam Penyaluran Subsidi
Selain masalah akses dan literasi, ada juga masalah lain yang tidak kalah penting: keamanan data.Â
Ketika kita membahas penyaluran subsidi secara digital, kita berbicara tentang data pribadi jutaan orang yang bisa disalahgunakan.Â
Berdasarkan laporan dari CGAP (2024), teknologi seperti autentikasi biometrik sudah dicoba untuk memastikan bantuan sampai ke orang yang tepat.Â