Di Bulukumba, Sulawesi Selatan, ada sesuatu yang istimewa berdiri di atas bukit. Masjid Kapal Pinisi, sebuah bangunan yang tak hanya memikat mata tetapi juga hati, karena maknanya jauh lebih dalam dari sekadar tempat ibadah.Â
Ini adalah masjid yang dirancang menyerupai kapal pinisi, ikon kebanggaan masyarakat Bugis. Lebih dari sekadar bangunan, masjid ini mencerminkan kekayaan budaya, agama, dan peran sosial yang menyatu.
Mengapa Kapal Pinisi?
Masyarakat Bugis dikenal sebagai pelaut ulung. Kapal pinisi adalah simbol dari perjalanan panjang mereka, bukan hanya secara fisik melintasi lautan, tetapi juga secara spiritual dan sosial.Â
Menurut Warta Bulukumba, kapal ini memiliki ritual khusus dalam pembuatannya, seperti pemilihan hari baik untuk menebang kayu dan pemasangan lunas yang penuh simbol.Â
Dengan inspirasi itu, Masjid Kapal Pinisi pun dibangun. Kayu yang digunakan menyerupai bahan asli kapal, dan desainnya meniru kapal pinisi yang megah.
Kenapa ini penting? Karena masjid ini menjadi pengingat bagi masyarakat Bugis tentang akar budaya mereka yang kuat.Â
Berdasarkan laporan Tribun Makassar, masjid ini dirancang untuk tidak hanya menyatukan nilai religius, tetapi juga mencerminkan warisan budaya yang berharga.
Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah
Apa yang membuat masjid ini lebih menarik lagi adalah fungsinya yang lebih luas.Â
Tentu saja, lantai dasar masjid digunakan untuk salat, seperti layaknya masjid pada umumnya. Namun, lantai dua diperuntukkan bagi administrasi, dan lantai tiga dirancang sebagai tempat kuliner dan area bersosialisasi.Â
Bayangkan, Anda bisa minum kopi atau makan sambil menikmati pemandangan dari ketinggian, semua ini di sebuah masjid! Menurut Tribun Makassar, ini adalah salah satu cara masjid ini mendukung perekonomian lokal.
Masjid ini berfungsi sebagai pusat kegiatan komunitas.Â
Ini bukan hal yang sering kita lihat di banyak masjid lain di Indonesia, di mana masjid biasanya hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Di sini, Masjid Kapal Pinisi menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berinteraksi, berdagang, dan memperkuat hubungan sosial mereka.
Peran Pesantren dalam Masyarakat
Masjid ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari Pondok Pesantren Al Mutahabbun, yang didirikan pada 2020.Â
Menurut Tribun Makassar, pondok ini sudah memiliki sekitar 200 santri. Ini angka yang cukup besar, mengingat pesantren ini masih terbilang muda.
Pondok pesantren seperti Al Mutahabbun memainkan peran penting dalam pengembangan syiar Islam, khususnya di daerah-daerah seperti Bulukumba.Â
Pesantren ini mengajarkan nilai-nilai Islam sambil tetap merangkul budaya setempat. Masjid Kapal Pinisi adalah contoh nyata bagaimana agama dan budaya bisa berjalan beriringan.
Tantangan yang Dihadapi
Tentu saja, proyek besar seperti ini tidak berjalan tanpa hambatan.Â
Sejak didirikan, pesantren ini terus mengalami perkembangan fisik, namun masih ada banyak tantangan yang harus diatasi, terutama terkait dengan pendanaan dan infrastruktur.Â
Laporan Tribun Makassar menyebutkan bahwa dukungan dari masyarakat sangat penting untuk membantu kelanjutan pembangunan ini.
Namun, optimisme tetap ada. Masyarakat lokal terlibat aktif, baik secara langsung dalam pembangunan maupun melalui donasi. Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini adalah bagian dari semangat gotong-royong yang sudah mengakar dalam budaya Indonesia.
Refleksi
Bagi saya, Masjid Kapal Pinisi adalah contoh sempurna bagaimana sebuah bangunan dapat mengintegrasikan begitu banyak elemen—agama, budaya, ekonomi, dan sosial—dalam satu tempat.Â
Ini adalah bukti bahwa masjid tidak hanya bisa menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat.Â
Di tengah tantangan zaman modern, masjid seperti ini bisa menjadi model bagi pembangunan infrastruktur keagamaan lainnya di Indonesia.
Proyek ini mengajarkan kita pentingnya melestarikan budaya, tanpa melupakan perkembangan zaman.Â
Kapal pinisi, sebagai simbol kebanggaan Bugis, terus berlayar melalui masjid ini—tidak lagi di lautan, tetapi di hati masyarakat yang menghargai identitas mereka.Â
Dengan dukungan dan partisipasi masyarakat, saya yakin Masjid Kapal Pinisi akan terus menjadi pusat kehidupan yang penting di Bulukumba, bukan hanya sebagai simbol keagamaan, tetapi juga sebagai pusat ekonomi dan sosial bagi komunitasnya.
Dengan segala keunikannya, Masjid Kapal Pinisi memberi kita pelajaran bahwa agama dan budaya bisa berjalan berdampingan, saling menguatkan, dan menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat kita.
Referensi:
- Tribunnews. (2024, October 16). Masjid Kapal Pinisi Proyek Unik Pondok Pesantren Al Mutahabbun Bulukumba Sulsel Sambut Hari Santri.
- Warta Bulukumba. (2023, Jan 4). Filosofi dan Ritual di Balik Kelahiran Setiap Kapal Pinisi di Bulukumba.
- Tribunnews. (2024, March 19). Awal Mula Dirintisnya Pesantren Al Mutahabbun Kampung Phinisi Bulukumba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI