Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Games Artikel Utama

Membangun Talenta Esports Indonesia di Tengah Arus Global

8 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:00 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, jujur saja, implementasi di lapangan masih belum optimal. 

Salah satu kendala utamanya adalah kurangnya keterhubungan antara industri dan institusi pendidikan. Banyak mahasiswa yang berminat terjun ke industri gim mengalami kesulitan mendapatkan tempat magang. Alhasil, mereka sering kali harus mencari jalur alternatif untuk mengasah keterampilan, yang tentu saja tidak selalu efektif.

Lalu, bagaimana dengan negara lain yang sudah lebih dulu sukses di industri ini? 

Mari kita lirik Korea Selatan. Negeri ginseng ini secara aktif mendukung pengembangan talenta esports sejak usia muda. Mereka memiliki infrastruktur canggih seperti PC bangs dan Esports Academies yang menawarkan pelatihan khusus. Hasilnya? Pemain esports mereka bisa berlatih secara profesional sejak dini dan berpartisipasi dalam ekosistem yang terorganisir dengan baik.

Inggris juga punya strategi menarik. Mereka memiliki kebijakan Shortage Occupation List yang memudahkan perusahaan gim lokal merekrut talenta internasional ahli di bidang teknis seperti pengembangan gim dan desain UX. Langkah ini efektif mengatasi kekurangan tenaga kerja lokal di industri tersebut.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan?

Pertama, kita perlu memperkuat kolaborasi antara industri dan akademisi. Program magang yang terstruktur dan berkelanjutan harus menjadi prioritas. 

Kedua, investasi di sektor pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk industri esports perlu ditingkatkan. Banyak universitas di luar negeri yang sudah membuka ruang pelatihan esports, memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar keterampilan relevan seperti manajemen acara, produksi video, hingga keamanan siber.

Ketiga, kita perlu mengembangkan program pelatihan yang lebih komprehensif. Tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tapi juga aspek mental dan ketahanan pemain. Teknik meditasi, pengelolaan stres, dan pendekatan psikologis lainnya perlu diintegrasikan dalam pelatihan para atlet esports kita.

Keempat, pemanfaatan teknologi dalam pengembangan SDM harus dimaksimalkan. Penggunaan alat analitik gim dan AI-powered coaching bisa membantu pelatih memberikan arahan yang lebih efektif kepada para pemain.

Terakhir, Pemerintah harus menempatkan orang yang tepat sebagai pelaksana kebijakan arah industri gim dan esports nasional, khususnya posisi kunci semisal ketua asosiasi esports atau dirjen kementerian yang menaungi industri ini. Sudahi jadikan jabatan ini sebagai komoditas politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun