Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sadfishing di Media Sosial, Mencari Empati di Tengah Kehampaan

5 Oktober 2024   09:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   09:01 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sadfishing, sebagai perilaku kerap berbagi cerita sedih di media sosial demi mendapatkan simpati. (Istockphoto/fizkes) 

Media sosial telah menjadi ruang publik yang semakin vital dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. 

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena yang dikenal sebagai sadfishing mulai menarik perhatian. 

Ini adalah perilaku di mana seseorang membagikan kisah sedih atau pengalaman emosional di media sosial, dengan tujuan menarik simpati dan perhatian dari audiens. 

Istilah ini, yang pertama kali muncul pada tahun 2019, menjadi lebih relevan di tengah popularitas platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok, di mana emosi dan kesedihan sering kali menjadi bagian dari narasi sehari-hari.

Namun, apakah fenomena ini hanya tentang mencari perhatian, ataukah ada sesuatu yang lebih mendalam yang sedang terjadi di sini? 

Untuk menjawab ini, kita perlu menggali lebih dalam ke dalam topik ini, melihatnya dari perspektif psikologis, sosial, dan budaya Indonesia, serta mencoba memahami apakah sadfishing bisa menjadi alat katarsis yang valid untuk kesehatan mental.

Sadfishing Sebagai Ekspresi Emosional di Ruang Publik

Sadfishing sering kali dianggap sebagai bentuk "memancing perhatian" yang negatif. 

Namun, pandangan ini mungkin terlalu sempit. 

Menurut beberapa studi, sadfishing sebenarnya bisa membantu individu memproses emosi mereka secara publik. 

Ketika seseorang membagikan kesedihannya di media sosial, mereka membuka ruang untuk menerima dukungan sosial, yang dalam beberapa kasus, sangat dibutuhkan. 

Seperti yang diungkapkan oleh Teknologi.id, sadfishing berkembang pesat di dunia digital karena banyak pengguna merasa lebih nyaman mengekspresikan emosi mereka secara online dibandingkan di dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun