Pendapatan bulanan yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi atau tabungan jangka panjang justru habis untuk membayar hutang konsumtif.Â
Fenomena ini mempersempit ruang finansial dan meningkatkan risiko ketidakstabilan keuangan di tingkat rumah tangga.
Risiko peningkatan inflasi akibat konsumsi berlebihan
Dengan suku bunga yang lebih rendah, daya beli masyarakat memang meningkat.Â
Namun, hal ini juga berpotensi mendorong konsumsi berlebihan.Â
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa meskipun inflasi umum tetap terkendali dalam rentang target (2,5%±1%), konsumsi rumah tangga kelas menengah menunjukkan peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti bahan makanan.
Artikel dari Asia Times, mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga dapat mendorong belanja yang berlebihan, meskipun pengaruhnya terhadap inflasi masih terbatas saat ini.Â
Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin inflasi akan meningkat secara signifikan di sektor-sektor tertentu.Â
Konsumsi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan tekanan inflasi yang pada akhirnya merugikan perekonomian secara keseluruhan.
Penurunan suku bunga mengurangi insentif untuk menabung
Menabung adalah fondasi penting bagi stabilitas keuangan individu dan keluarga.Â
Namun, penurunan suku bunga membuat aktivitas menabung menjadi kurang menarik.Â
Menurut laporan dari Asia Times, kelas menengah cenderung mengalihkan pendapatan yang seharusnya ditabung untuk pembayaran hutang konsumsi.Â