Dengan memberi diri sendiri penghargaan sesekali, misalnya setelah mencapai tujuan tertentu, seseorang bisa merasa lebih puas secara emosional tanpa harus terjebak dalam siklus belanja yang merugikan.
Keseimbangan antara kebutuhan psikologis dan kesehatan finansial
Pada akhirnya, menjaga keseimbangan antara kebutuhan psikologis dan kesehatan finansial adalah kunci utama dalam mengelola doom spending.Â
Berdasarkan saran dari Therapy Group of DC dan Mind Help, salah satu langkah penting adalah dengan membuat anggaran yang realistis dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan.Â
Di Indonesia, kesadaran finansial ini perlu diperkuat, terutama di kalangan generasi muda yang cenderung lebih rentan terhadap pengaruh media sosial dan konsumsi berlebihan.
Menyiapkan dana darurat juga merupakan salah satu strategi jangka panjang yang dapat mengurangi stres finansial.Â
Dengan memiliki tabungan yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga, seseorang tidak perlu bergantung pada kartu kredit atau utang untuk menutupi kebutuhan mendesak.Â
Ini bisa menjadi solusi yang relevan dalam konteks ekonomi Indonesia yang sering kali tidak stabil, di mana banyak individu berusaha bertahan di tengah tekanan ekonomi.
Kesimpulan
Doom spending memang bisa menjadi pelarian sesaat dari stres dan kecemasan, tetapi tanpa pengelolaan yang tepat, ia bisa berubah menjadi beban yang lebih besar.Â
Dengan memahami bagaimana doom spending memengaruhi emosi kita dan menerapkan strategi pengelolaan keuangan yang bijak, kita bisa menemukan keseimbangan antara menjaga kesehatan mental dan mengelola keuangan dengan baik.
Di Indonesia, di mana konsumsi sering kali menjadi bagian dari identitas sosial, penting untuk lebih sadar akan kebiasaan belanja kita dan bagaimana hal itu memengaruhi kesehatan mental kita secara keseluruhan.Â
Mulai dari langkah kecil—mengelola pengeluaran dengan bijak, memberi penghargaan pada diri sendiri tanpa berlebihan, dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan emosional dan finansial.