Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kendalikan Stres Lewat Doom Spending, Tanpa Jebol Rekening

3 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan memberi diri sendiri penghargaan sesekali, misalnya setelah mencapai tujuan tertentu, seseorang bisa merasa lebih puas secara emosional tanpa harus terjebak dalam siklus belanja yang merugikan.

Keseimbangan antara kebutuhan psikologis dan kesehatan finansial

Pada akhirnya, menjaga keseimbangan antara kebutuhan psikologis dan kesehatan finansial adalah kunci utama dalam mengelola doom spending. 

Berdasarkan saran dari Therapy Group of DC dan Mind Help, salah satu langkah penting adalah dengan membuat anggaran yang realistis dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. 

Di Indonesia, kesadaran finansial ini perlu diperkuat, terutama di kalangan generasi muda yang cenderung lebih rentan terhadap pengaruh media sosial dan konsumsi berlebihan.

Menyiapkan dana darurat juga merupakan salah satu strategi jangka panjang yang dapat mengurangi stres finansial. 

Dengan memiliki tabungan yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga, seseorang tidak perlu bergantung pada kartu kredit atau utang untuk menutupi kebutuhan mendesak. 

Ini bisa menjadi solusi yang relevan dalam konteks ekonomi Indonesia yang sering kali tidak stabil, di mana banyak individu berusaha bertahan di tengah tekanan ekonomi.

Kesimpulan

Doom spending memang bisa menjadi pelarian sesaat dari stres dan kecemasan, tetapi tanpa pengelolaan yang tepat, ia bisa berubah menjadi beban yang lebih besar. 

Dengan memahami bagaimana doom spending memengaruhi emosi kita dan menerapkan strategi pengelolaan keuangan yang bijak, kita bisa menemukan keseimbangan antara menjaga kesehatan mental dan mengelola keuangan dengan baik.

Di Indonesia, di mana konsumsi sering kali menjadi bagian dari identitas sosial, penting untuk lebih sadar akan kebiasaan belanja kita dan bagaimana hal itu memengaruhi kesehatan mental kita secara keseluruhan. 

Mulai dari langkah kecil—mengelola pengeluaran dengan bijak, memberi penghargaan pada diri sendiri tanpa berlebihan, dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan emosional dan finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun