Pada 2024, pencabutan TAP MPR yang mengesahkan pemakzulan Gus Dur dipandang oleh sebagian orang sebagai langkah simbolis untuk memulihkan nama baiknya.Â
Namun, bagi generasi muda, langkah ini tidak cukup jika tidak diiringi dengan upaya edukasi yang lebih mendalam.Â
Menurut penelitian dari KAICIID, generasi muda cenderung melihat pencabutan TAP ini sebagai pengakuan formal yang terlambat, tetapi penting untuk tetap mengingat perjuangan Gus Dur dalam membela demokrasi.
Edukasi tentang Gus Dur lebih penting dibandingkan hanya sekadar menghapus stigma formal yang disematkan padanya. Gus Dur telah meninggalkan jejak yang jauh lebih besar dalam masyarakat Indonesia—jejak yang perlu terus dihidupkan melalui pendidikan yang inklusif dan menghargai keberagaman.Â
Generasi muda, meskipun tidak menyaksikan langsung kepemimpinannya, tetap dapat belajar banyak dari nilai-nilai yang ia tanamkan.
5. Kesalahan politik masa lalu sebagai pelajaran
Kesalahan politik yang terjadi pada masa lalu, termasuk pemakzulan Gus Dur, menjadi pelajaran penting bagi generasi mendatang.Â
Menurut Cogitatio Press, pemakzulan Gus Dur adalah salah satu contoh bagaimana kepentingan politik dapat meminggirkan kepentingan rakyat.Â
Ini menjadi pengingat bagi generasi muda bahwa perjuangan untuk demokrasi dan transparansi tidak pernah berakhir.
Pelajaran ini relevan dalam konteks modern, di mana banyak kekuatan politik masih berusaha mengendalikan narasi sejarah dan kebijakan negara.Â
Generasi muda yang melihat pengalaman Gus Dur sebagai bukti nyata pentingnya integritas dan keberanian politik dapat mengambil inspirasi dari perjuangannya untuk membangun masa depan yang lebih adil.
6. Langkah edukasi untuk menjaga warisan Gus Dur
Untuk menjaga warisan Gus Dur tetap hidup, diperlukan upaya edukasi yang berkelanjutan.Â