Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - ASN | Narablog sejak 2010

Introvert, Millenial, Suka belajar hal-hal baru secara otodidak.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

One Piece: Kisah Luar Biasa Sebuah Manga yang Mendunia

15 September 2024   18:40 Diperbarui: 15 September 2024   18:42 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover komik One Piece 17 dan 106. (Dok. Gramedia via Kompas.com) 

Coba tebak apa persamaan antara Emmanuel Macron dan Scott Travis? 

Sekilas, keduanya sangat berbeda.

Macron adalah mantan perdana menteri Prancis, sedangkan Travis adalah rapper dari Amerika Serikat.

Meski berasal dari negara dan profesi yang berbeda, ada satu hal yang menyatukan mereka: kecintaan terhadap One Piece.

Macron dan Travis bukanlah satu-satunya tokoh terkenal yang menggemari serial manga dan anime karya Eiichiro Oda ini.

One Piece telah berhasil memikat hati banyak orang dari berbagai latar belakang, termasuk para selebriti dan tokoh berpengaruh dengan jutaan pengikut di media sosial.

Tapi mengapa? Mengapa tokoh-tokoh ini terpengaruh oleh sebuah komik Jepang?

Jawabannya sederhana: One Piece telah menjadi fenomena budaya global yang melampaui batas-batas negara, bahasa, dan status sosial.

Dengan penjualan manga yang mencapai lebih dari 500 juta kopi di seluruh dunia, One Piece bukan lagi sekadar hiburan, tapi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya pop masa kini.

One Piece telah bertransformasi dari sebuah manga yang sangat niche, menjadi sebuah ikon global.

Perjalanan One Piece ini menarik untuk diketahui, bukan hanya karena kesuksesannya yang fenomenal.

Tapi karena manga menjadi ini contoh menarik tentang bagaimana globalisasi mempengaruhi penyebaran dan konsumsi informasi dan produk budaya di era modern.

Dalam tulisan ini, saya mengajak Anda menelusuri perjalanan luar biasa One Piece, dari awal kemunculannya sebagai manga di Jepang hingga statusnya saat ini sebagai fenomena global. 

Asal Usul yang Sederhana: One Piece sebagai Manga

Eiichiro Oda, sang pencipta One Piece, telah bermimpi menjadi mangaka sejak kecil.

Ia terinspirasi oleh serial TV Viking Wickie dan cerita-cerita bajak laut yang memikat imajinasinya.

Namun, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah mudah.

Sebelum akhirnya meraih ketenaran dengan One Piece, Oda harus menghadapi penolakan demi penolakan dari para penerbit.

One Piece adalah upaya terakhirnya setelah mengalami kegagalan sebelumnya.

Pada akhir 1990-an, industri manga Jepang sedang mengalami penurunan setelah mencapai puncaknya pada tahun 1995 dengan penjualan mencapai 1,34 miliar unit.

Di tengah situasi yang menantang ini, One Piece muncul di Weekly Shonen Jump pada Agustus 1997.

Meskipun tidak langsung meraih kesuksesan besar, Hiroyuki Nakano, editor One Piece, melihat potensi yang luar biasa dalam karya Oda.

Oda membangun ceritanya dengan penuh kehati-hatian, menentang tren manga yang populer saat itu.

Ia menciptakan karakter-karakter yang kuat dan struktur cerita yang mengarah pada klimaks emosional di setiap akhir arc.

Pendekatan ini, meskipun memakan waktu, berhasil menarik perhatian pembaca dan membangun kesuksesan One Piece secara bertahap. 

Transformasi Menjadi Fenomena Global 

Adaptasi komik One Piece ke anime yang tayang perdana pada Oktober 1999, menjadi titik balik dalam meningkatkan popularitas seri ini.

Dengan animasi yang memukau dan pengisi suara berbakat, anime ini berhasil membawa cerita One Piece ke bentuk baru yang lebih dinamis.

Hasilnya, seri ini menarik minat penggemar baru dari kalangan penonton televisi, memperluas jangkauannya melampaui basis penggemar manga.

Namun, ketika anime One Piece memasuki pasar internasional, terutama saat diluncurkan di Amerika Serikat pada tahun 2004, seri ini menghadapi beberapa tantangan.

Kritik dari penggemar muncul terhadap kualitas dubbing dan sensor yang dianggap mengganggu.

Meski demikian, popularitas One Piece terus meningkat.

Khususnya selama pandemi COVID-19, ketika banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah untuk menonton anime.

Semua orang jadi punya waktu senggang untuk menonton lebih dari 900 episode anime ini.

Pemerintah Jepang dengan kebijakan "Cool Japan" bertujuan mempromosikan budaya populer Jepang, termasuk One Piece, ke pasar global.

Inisiatif ini mendukung penerjemahan, promosi, dan partisipasi dalam pameran internasional.

Hasilnya, One Piece semakin dikenal dan mudah diakses di seluruh dunia, menjangkau lebih banyak penggemar dari berbagai latar belakang. 

Faktor-faktor Kesuksesan One Piece 

Popularitas dan daya tahan One Piece selama lebih dari dua dekade tidak terlepas dari beberapa faktor kunci yang mendukungnya.

Pertama, kekuatan utama One Piece terletak pada pembangunan karakter yang mendalam.

Eiichiro Oda, sang pencipta, berhasil menciptakan karakter-karakter kompleks seperti Monkey D. Luffy, yang impiannya menjadi Raja Bajak Laut melambangkan kebebasan dan persahabatan - tema universal yang menarik bagi pembaca global.

Setiap anggota kru Topi Jerami memiliki latar belakang dan motivasi yang kaya, membuat pembaca terikat secara emosional dengan perjalanan mereka.

Kedua, struktur cerita yang kuat dan kompleks menjadi daya tarik tersendiri.

Oda membangun dunia One Piece dengan geografi, politik, dan sejarah yang rumit namun tetap koheren.

Ketiga, narasi yang sarat emosi, seperti yang terlihat dalam kisah Drum Island, mampu mengikat pembaca secara mendalam.

Terakhir, tema-tema universal seperti persahabatan dan kebebasan melampaui batas-batas budaya, membuat cerita ini relevan dengan isu-isu global.

Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan formula unik dan kuat yang menjadi kunci kesuksesan One Piece. 

Dampak Budaya dan Sosial One Piece 

Dampak One Piece tidak hanya terbatas pada dunia hiburan, tetapi juga memengaruhi budaya pop global dan masyarakat secara luas.

Pertama, serial ini telah mengubah wajah industri manga dan anime dengan penjualan lebih dari 500 juta kopi, menetapkan standar baru untuk kesuksesan komersial dan mendorong investasi dalam proyek-proyek ambisius.

Gaya bercerita Eiichiro Oda, dengan plot jangka panjang dan pengembangan karakter yang mendalam, turut mempengaruhi para mangaka lain.

Kedua, One Piece telah membentuk komunitas penggemar internasional yang beragam, seperti Komunitas One Piece Indonesia (Kopi Pirates), yang aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk penggalangan dana.

Ketiga, One Piece telah menjadi subjek studi akademis, di mana serial ini dianalisis sebagai cerminan masyarakat kontemporer dan isu-isu internasional.

Terakhir, narasi dalam One Piece seringkali merefleksikan isu-isu global seperti keadilan dan kebebasan.

Kisah Wano Country, yang menggambarkan perjuangan melawan tirani, dapat menjadi alegori untuk isu-isu dunia nyata seperti kolonialisme dan ketidakadilan sosial. 

One Piece sebagai Fenomena Globalisasi 

One Piece adalah contoh sempurna bagaimana budaya populer Jepang menjadi fenomena global.

Serial ini berperan besar dalam menyebarkan budaya Jepang ke seluruh dunia, seperti konsep persahabatan "nakama" dan nilai-nilai "bushido" (jalan samurai).

Yang menarik, One Piece diadaptasi dan ditafsirkan secara berbeda di berbagai budaya, menciptakan kesan lokal sambil mempertahankan esensi universalnya.

Teknologi dan media sosial juga berperan penting dalam popularitas global One Piece.

Platform streaming telah memudahkan akses ke serial ini, sementara media sosial memfasilitasi pertumbuhan komunitas penggemar internasional.

Terlihat bahwa di era digital, sebuah produk budaya sperti One Piece, bisa melampaui batas bahasa dan negara.

Menciptakan pengalaman yang sama-sama yang bisa dirasakan orang-orang dari berbagai latar belakang di seluruh dunia. 

Kesimpulan 

One Piece telah menempuh perjalanan luar biasa, dari sebuah manga yang kurang dikenal hingga menjadi fenomena global.

Kisah ini menunjukkan kekuatan cerita yang menarik dan dampak globalisasi budaya.

Dari awal yang sederhana, One Piece tumbuh menjadi ikon budaya pop yang mempengaruhi industri hiburan, membangun komunitas penggemar, dan bahkan menjadi bahan kajian akademis.

Masa depan One Piece tampak cerah, dengan potensi untuk terus membentuk lanskap budaya pop dunia.

Sebagai pembaca, kita diajak merenungkan bagaimana karya seperti One Piece dapat menjembatani perbedaan dan menciptakan pengalaman yang sama bagi orang-orang di era globalisasi.

One Piece bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga cerminan dari kompleksitas dunia dan kekuatan bercerita dalam menyatukan umat manusia dari berbagai penjuru dunia.

Referensi:

  • Anime and Manga Studies. (2024, January 7). One piece in anime and manga studies. Retrieved from [https:  //www.  animemangastudies.  com/2024/01/07/one-piece-in-anime-and-manga-studies] 
  • Siregar, A. G. (n.d.). Fulltext. Retrieved from [https:  //repositori.  uma.  ac.  id/jspui/bitstream/123456789/15587/2/178530020%20-%20Abdul%20Gani%20Siregar%20-%20Fulltext.  pdf] 
  • Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (n.d.). Bab II. Retrieved from [http:  //repository.  umy.  ac.  id/bitstream/handle/123456789/30152/Bab%20II.  pdf?isAllowed=y&sequence=5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun