Namun, tentu saja ini bukan perkara mudah.
Martin dan Vanberg (2014) mengingatkan bahwa dalam pemerintahan koalisi, selalu ada tarik-menarik antara kepentingan partai dan kepentingan pemerintah secara keseluruhan.
Presiden terpilih nantinya harus pintar-pintar bernegosiasi dan meyakinkan partai-partai koalisinya.
Lalu, apakah kabinet zaken ini akan benar-benar terwujud?
Menurut saya, kemungkinan besar akan terwujud, tapi mungkin tidak 100% murni zaken.
Mungkin akan ada semacam 'kabinet campuran', di mana beberapa pos diisi oleh profesional, sementara pos lainnya tetap diisi oleh kader partai yang kompeten.
Saya juga menduga, penerapannya akan dilakukan secara bertahap.
Mungkin di awal pemerintahan, hanya beberapa kementerian kunci yang akan diisi oleh profesional non-partisan.
Kalau terbukti efektif, baru kemudian diperluas ke kementerian lainnya.Â
Tantangan terbesar bagi Prabowo nantinya adalah bagaimana menyeimbangkan tuntutan profesionalisme dengan realita politik.Â
Dia harus bisa meyakinkan partai-partai koalisi bahwa menempatkan profesional di kabinet bukan berarti mengabaikan kepentingan partai.
Justru sebaliknya, ini demi kepentingan bersama yang lebih besar.