Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - ASN | Narablog sejak 2010

Introvert, Millenial, Suka belajar hal-hal baru secara otodidak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suara Perempuan dalam Demokrasi: Angin Segar atau Sekedar Angin-anginan?

4 September 2024   23:17 Diperbarui: 4 September 2024   23:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yah, mungkin bapak-bapak yang sibuk main Candy Crush sambil pura-pura serius.

Lalu, apa sih pentingnya keterwakilan perempuan di panggung politik?

Pertama, ini bukan soal gengsi atau quota semata.

Kehadiran perempuan di politik itu seperti bumbu dalam masakan.

Tanpanya, masakan (baca: kebijakan) bisa jadi hambar dan kurang pas di lidah masyarakat.

Perempuan membawa perspektif unik yang mungkin luput dari pandangan politisi laki-laki.

Kedua, keterwakilan perempuan bisa mendorong lahirnya kebijakan yang lebih peka terhadap isu-isu gender.

Misalnya, soal kesehatan reproduksi, perlindungan terhadap kekerasan domestik, atau kebijakan ramah ibu bekerja.

Tanpa suara perempuan, isu-isu ini bisa jadi hanya dianggap angin lalu.

Ketiga, dan ini penting, kehadiran perempuan di politik bisa menjadi teladan bagi generasi muda.

Bayangkan, anak perempuan kita bisa bermimpi menjadi presiden, bukan hanya putri salju yang menunggu pangeran datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun