Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - ASN | Narablog sejak 2010

Introvert, Millenial, Suka belajar hal-hal baru secara otodidak.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Celana Jeans Longgar, Ketika Anak Muda Mendikte Fashion

31 Agustus 2024   20:01 Diperbarui: 31 Agustus 2024   20:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi baggy jeans atau jeans berpotongan longgar.(FREEPIK) 

Saya masih ingat betul, sekitar 10 tahun lalu, celana jeans ketat atau skinny jeans begitu populer di kalangan anak muda. 

Saat itu, saya yang baru memasuki usia 30-an pun ikut-ikutan memakai celana jeans ketat, meski harus bersusah payah memasukannya. 

Biasalah ikut-ikutan, biar dikata gaul. 

Tapi kini, tren itu sudah berubah. Anak-anak muda zaman sekarang justru lebih suka celana jeans longgar atau baggy jeans. 

Perubahan tren fashion memang bukan hal baru. Tapi yang menarik, kali ini perubahan itu begitu cepat dan drastis. Dari celana super ketat ke celana super longgar. Apa yang sebenarnya terjadi? 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Kusumawati (2020), media sosial memainkan peran besar dalam membentuk preferensi fashion Generasi Z di Indonesia. Instagram dan TikTok menjadi sumber utama inspirasi fashion mereka. Para influencer di platform-platform ini punya pengaruh besar dalam menentukan apa yang "keren" dan apa yang "tidak keren". 

Jadi, jangan heran kalau tiba-tiba anak-anak muda berpakaian seperti karung beras berjalan. Itu bukan karena mereka kehabisan baju pas badan, tapi karena memang itulah yang sedang tren di media sosial. 

Saya jadi teringat masa kecil dulu, ketika ibu saya selalu membeli baju yang kebesaran dengan alasan "biar bisa dipakai sampai besar". Siapa sangka, pilihan pakaian ibu saya itu kini menjadi tren di kalangan anak muda? 

Pilihan fashion ini bukan sekadar ikut-ikutan. Ada makna yang lebih dalam di baliknya. Menurut penelitian yang sama, Gen Z mengadopsi tren fashion yang viral di media sosial sebagai cara untuk mengekspresikan identitas dan menjadi bagian dari komunitas online. Jadi, celana jeans longgar itu bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga soal identitas dan rasa memiliki. 

Perubahan tren ini tentu membawa tantangan tersendiri bagi industri tekstil lokal. Bayangkan, baru saja mereka memproduksi banyak celana jeans ketat, tiba-tiba tren berubah dan semua orang menginginkan celana longgar. Ini bukan masalah sepele. Kecepatan perubahan tren fashion di media sosial menciptakan tantangan besar bagi industri fashion lokal untuk beradaptasi dengan cepat. 

Saya jadi membayangkan, apa jadinya kalau tren ini terus berlanjut? Apakah nantinya kita akan melihat anak-anak muda berjalan dengan celana yang ukurannya besar ini? Atau mungkin malah sebaliknya, tiba-tiba muncul tren celana super ketat lagi? Yang pasti, industri fashion lokal harus siap menghadapi segala kemungkinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun