Ini bukan masalah sepele. Kecepatan perubahan tren fashion di media sosial menciptakan tantangan besar bagi industri fashion lokal untuk beradaptasi dengan cepat.Â
Saya jadi membayangkan, apa jadinya kalau tren ini terus berlanjut? Apakah nantinya kita akan melihat anak-anak muda berjalan dengan celana yang ukurannya besar ini?Â
Atau mungkin malah sebaliknya, tiba-tiba muncul tren celana super ketat lagi? Yang pasti, industri fashion lokal harus siap menghadapi segala kemungkinan.Â
Tapi di tengah semua perubahan ini, ada satu hal yang tetap: denim tetaplah item fashion yang timeless. Seperti yang dikatakan oleh Head of Brand Marketing Manzone, Angga Krisnawan, "Denim itu timeless dan akan selalu tren, mau seperti apapun modelnya."Â
Jadi, mungkin kita tidak perlu terlalu khawatir. Celana jeans, entah itu ketat atau longgar, sepertinya akan tetap menjadi pilihan favorit untuk waktu yang lama.Â
Sebagai orang yang sudah melewati masa-masa "harus keren", saya melihat fenomena ini dengan senyum geli. Saya jadi teringat kata-kata bijak: "Fashion fades, style is eternal." Mungkin itu yang perlu kita ingat. Tren boleh berubah, tapi gaya sejati seseorang akan tetap bertahan.Â
Jadi, bagi para orang tua yang mungkin bingung melihat anak-anaknya tiba-tiba memakai celana kebesaran, jangan khawatir. Itu bukan tanda mereka kekurangan gizi atau salah beli baju.Â
Itu hanya tanda bahwa mereka mengikuti tren terkini. Dan bagi industri fashion lokal, mungkin ini saatnya untuk lebih fleksibel dan cepat beradaptasi dengan perubahan tren.Â
Akhir kata, mungkin kita semua perlu belajar untuk tidak terlalu serius menanggapi tren fashion.Â
Karena pada akhirnya, yang terpenting bukan apa yang kita pakai.Â
Tapi bagaimana kita memakainya dengan percaya diri. Entah itu celana ketat, longgar, atau bahkan celana goni sekalipun.