Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Eskalator, Jembatan menuju Pendidikan Holistik dan Pengentasan Kemiskinan

28 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 28 Agustus 2024   10:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah binaan astra dengan konsep sekolah eskalator raih juara di Festival Pendidikan Astra 2023(IST Kompas.com) 

Namun, tantangan utama dalam implementasi kurikulum terintegrasi adalah kebutuhan akan pelatihan guru yang memadai. 

Sebagaimana diungkapkan dalam studi kasus di Desa Rowotamtu dan Tisnogambar, pelatihan guru terkait kebijakan kurikulum baru sangat penting untuk memastikan efektivitas implementasi.

Lebih jauh lagi, konsep sekolah eskalator memiliki potensi untuk berkontribusi pada pengurangan kemiskinan di daerah melalui pendidikan ekonomi kreatif. 

Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim (YPA MDR) telah menerapkan konsep serupa di 61 sekolah di Gedangsari Gunungkidul dan Pandak Bantul. Program ini tidak hanya fokus pada pembinaan akademis, tetapi juga mengembangkan kecakapan hidup sesuai potensi unggulan masyarakat setempat.

Pendekatan ini sejalan dengan konsep pendidikan sebagai "eskalator" menuju kemajuan peradaban, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 

Dengan mengintegrasikan pendidikan ekonomi kreatif ke dalam kurikulum, sekolah eskalator berpotensi menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis untuk mengembangkan ekonomi lokal.

Meskipun demikian, implementasi konsep sekolah eskalator di Indonesia bukanlah tanpa tantangan. 

Salah satu isu mendasar yang perlu diatasi adalah rendahnya minat baca dan budaya literasi di kalangan masyarakat Indonesia, sebagaimana diungkapkan oleh Azkiya Musfirah. Tanpa fondasi literasi yang kuat, efektivitas kurikulum terintegrasi mungkin tidak akan mencapai potensi maksimalnya.

Kesimpulannya, konsep sekolah eskalator 12 tahun memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks pendidikan Indonesia. 

Sistem ini berpotensi mengurangi stres siswa, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan bakat dan minat secara holistik, serta berkontribusi pada pengurangan kemiskinan melalui pendidikan ekonomi kreatif. 

Namun, implementasinya memerlukan perhatian khusus pada pelatihan guru, pengembangan kurikulum yang tepat, dan peningkatan budaya literasi secara menyeluruh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun