Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Di Balik Senyum Mengembang Anies dan Ketua DPD PDIP Jakarta

25 Agustus 2024   19:11 Diperbarui: 25 Agustus 2024   19:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan bersama Ketua DPD PDIP Ady Widjaja (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Geliat politik menjelang Pilkada DKI Jakarta 2024 kembali memanas. Kali ini, perhatian publik tertuju pada pertemuan yang cukup mengejutkan antara Anies Baswedan dan petinggi PDIP Jakarta. 

Sebuah manuver politik yang tak disangka-sangka, mengingat sejarah hubungan yang tidak selalu harmonis antara kedua pihak ini.

Pertemuan ini terjadi di tengah situasi politik yang dinamis pasca putusan Mahkamah Konstitusi. Dengan diturunkannya ambang batas pencalonan menjadi 7,5%, lanskap politik Jakarta berubah drastis[1].

PDIP, yang sebelumnya terpinggirkan dari koalisi besar, kini memiliki peluang emas untuk mengusung calon sendiri. Ini bukan sekadar perubahan aturan main, tapi juga membuka peluang bagi rekonfigurasi aliansi politik yang menarik untuk disimak.

Anies Baswedan, sosok yang baru saja bertarung di kancah Pilpres 2024, masih menyimpan daya magnet politik yang kuat. Survei terbaru menunjukkan elektabilitasnya mencapai 29,8%, jauh di atas nama-nama lain seperti Basuki Tjahaja Purnama (20%) dan Ridwan Kamil (8,5%)[1].

Angka ini bukan sekadar statistik, tapi cerminan kepercayaan publik yang masih tinggi terhadap Anies, sekaligus modal politik yang sangat berharga.

Namun, politik Indonesia selalu penuh kejutan. Pertemuan Anies dengan PDIP Jakarta ini bisa jadi merupakan awal dari sebuah aliansi tak terduga, atau bisa juga hanya sebatas "silaturahmi" politik biasa.

Yang menarik, Anies dengan cerdik membingkai pertemuan ini dalam konteks yang lebih luas. Ia menyebut bahwa mereka membicarakan pemikiran kebangsaan, Bung Karno, dan keindonesiaan [1].

Ini bukan sekadar basa-basi, tapi strategi brilian untuk menunjukkan keselarasan visi dengan PDIP, partai yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Bung Karno.

Di sisi lain, respons dari PDIP Jakarta juga patut dicermati. Ketika ditanya tentang kemungkinan mengusung Anies, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Ady Wijaya, memberikan jawaban diplomatis "Insya Allah" [1].

Ini bisa diartikan sebagai sinyal positif, tapi juga bisa jadi taktik untuk menjaga opsi tetap terbuka.

Namun, kita perlu melihat ini dalam konteks yang lebih luas. Politik Indonesia sering kali penuh dengan manuver dan taktik yang tidak selalu terlihat di permukaan.

Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan:

1. Keputusan akhir tetap berada di tangan DPP PDIP. Megawati Soekarnoputri, sebagai ketua umum, memiliki peran kunci dalam penentuan calon yang akan diusung. Pertemuan di tingkat DPD bisa jadi hanya langkah awal dari sebuah proses panjang.

2. Sejarah politik Anies dan PDIP tidak selalu mulus. Perbedaan ideologi dan gaya politik di masa lalu bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, dalam politik Indonesia, tidak ada yang tidak mungkin. Kepentingan elektoral seringkali mampu menjembatani perbedaan-perbedaan ini.

3. Ada kemungkinan ini merupakan strategi PDIP untuk menekan koalisi lawan atau bahkan memecah suara oposisi. Dalam politik, seringkali yang terlihat di permukaan hanyalah puncak gunung es dari strategi yang lebih besar.

4. Anies sendiri belum memberikan jawaban pasti tentang kesiapannya bergabung dengan PDIP. Ini bisa jadi bentuk kehati-hatian atau memang masih ada pertimbangan lain yang belum diungkapkan ke publik.

Terlepas dari segala spekulasi, pertemuan ini menunjukkan dinamika politik yang sangat menarik. Ini adalah bukti nyata bahwa dalam politik Indonesia, fleksibilitas dan pragmatisme seringkali mengalahkan ideologi kaku.

Kepentingan elektoral dan peluang kemenangan bisa menjadi perekat yang kuat, bahkan di antara pihak-pihak yang sebelumnya berseberangan.

Bagi kita sebagai warga negara, momentum ini menjadi pelajaran berharga. Kita diingatkan untuk tidak terjebak pada dikotomi hitam-putih dalam melihat politik.

Aliansi bisa berubah, lawan bisa menjadi kawan, dan sebaliknya. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap kritis dalam menilai setiap calon berdasarkan visi, misi, dan track record mereka, bukan semata-mata berdasarkan partai pengusung.

Pilkada Jakarta 2024 masih menyimpan banyak kejutan. Dengan pendaftaran yang tinggal menghitung hari, yakni 27 hingga 29 Agustus 2024[1], kita bisa berharap akan muncul dinamika baru yang lebih menarik.

Apakah Anies akan benar-benar diusung PDIP? Atau justru akan muncul 'kuda hitam' yang mengejutkan semua pihak?

Yang pasti, politik Jakarta akan terus menjadi barometer politik nasional. Setiap gerakan dan keputusan para elit politik di ibu kota akan memiliki dampak yang jauh lebih luas.

Maka, mari kita terus cermat mengamati, kritis menilai, dan aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi ini. Karena pada akhirnya, masa depan Jakarta dan Indonesia ada di tangan kita semua.

Bagaimana menurut Anda? Apakah pertemuan Anies-PDIP ini akan mengubah peta politik Jakarta secara signifikan? Atau mungkin Anda memiliki prediksi lain yang lebih menarik?

Referensi: 

  • [1] Kompas. (2024, August 24). Senyum Mengembang Anies dan Ketua DPD PDI-P Jakarta, Pertanda Cocok? [Video]. Kompas.com. https:  //video.  kompas.  com/watch/1659293/senyum-mengembang-anies-dan-ketua-dpd-pdi-p-jakarta-pertanda-cocok 
  • [2] Antaranews. (2024, August 23). Partai Buruh usung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024. Antaranews.com. https:  //www.  antaranews.  com/berita/4284871/partai-buruh-usung-anies-baswedan-dalam-pilkada-jakarta-2024 
  • [3] Tempo. (2024, August 24). Cerita Ahmad Basarah Soal Komunikasi Intens PDIP dengan Anies Baswedan. Tempo.co. https:  //nasional.  tempo.  co/read/1908216/cerita-ahmad-basarah-soal-komunikasi-intens-pdip-dengan-anies-baswedan 
  • [4] Hukumonline. (2024, August 8). Putusan MK tentang Ambang Batas Pencalonan Kepala Daerah Masuk RUU Pilkada. Hukumonline.com. https:  //www.  hukumonline.  com/berita/a/putusan-mk-tentang-ambang-batas-pencalonan-kepala-daerah-masuk-ruu-pilkada-lt66c5b5e87294e/ 
  • [5] CNN Indonesia. (2024, August 20). Elektabilitas Ridwan Kamil, Anies, Ahok Jelang Pilkada Jakarta 2024. CNN Indonesia. https:  //www.  cnnindonesia.  com/nasional/20240820201933-617-1135505/elektabilitas-ridwan-kamil-anies-ahok-jelang-pilkada-jakarta-2024 
  • [6] CNN Indonesia. (2024, August 25). Sinyal-sinyal Dukungan Buat Anies dari PDIP DKI di Pilgub Jakarta 2024. CNN Indonesia. https:  //www.  cnnindonesia.  com/nasional/20240825074759-617-1137176/sinyal-sinyal-dukungan-buat-anies-dari-pdip-dki-di-pilgub-jakarta-2024 
  • [7] Bisnis.com. (2024, August 25). PDIP dan Partai Buruh Akan Usung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024. Bisnis.com. https:  //kabar24.  bisnis.  com/read/20240825/15/1793865/pdip-dan-partai-buruh-akan-usung-anies-di-pilkada-dki-jakarta-2024 
  • [8] BBC News Indonesia. (2024, August 25). Anies Baswedan bertemu PDIP Jakarta: Sinyal dukungan atau sekadar silaturahmi? BBC News Indonesia. https:  //www.  bbc.  com/indonesia/articles/c0jpnzwv7lqo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun