Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Di Balik Senyum Mengembang Anies dan Ketua DPD PDIP Jakarta

25 Agustus 2024   19:11 Diperbarui: 25 Agustus 2024   19:18 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan bersama Ketua DPD PDIP Ady Widjaja (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Namun, kita perlu melihat ini dalam konteks yang lebih luas. Politik Indonesia sering kali penuh dengan manuver dan taktik yang tidak selalu terlihat di permukaan.

Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan:

1. Keputusan akhir tetap berada di tangan DPP PDIP. Megawati Soekarnoputri, sebagai ketua umum, memiliki peran kunci dalam penentuan calon yang akan diusung. Pertemuan di tingkat DPD bisa jadi hanya langkah awal dari sebuah proses panjang.

2. Sejarah politik Anies dan PDIP tidak selalu mulus. Perbedaan ideologi dan gaya politik di masa lalu bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, dalam politik Indonesia, tidak ada yang tidak mungkin. Kepentingan elektoral seringkali mampu menjembatani perbedaan-perbedaan ini.

3. Ada kemungkinan ini merupakan strategi PDIP untuk menekan koalisi lawan atau bahkan memecah suara oposisi. Dalam politik, seringkali yang terlihat di permukaan hanyalah puncak gunung es dari strategi yang lebih besar.

4. Anies sendiri belum memberikan jawaban pasti tentang kesiapannya bergabung dengan PDIP. Ini bisa jadi bentuk kehati-hatian atau memang masih ada pertimbangan lain yang belum diungkapkan ke publik.

Terlepas dari segala spekulasi, pertemuan ini menunjukkan dinamika politik yang sangat menarik. Ini adalah bukti nyata bahwa dalam politik Indonesia, fleksibilitas dan pragmatisme seringkali mengalahkan ideologi kaku.

Kepentingan elektoral dan peluang kemenangan bisa menjadi perekat yang kuat, bahkan di antara pihak-pihak yang sebelumnya berseberangan.

Bagi kita sebagai warga negara, momentum ini menjadi pelajaran berharga. Kita diingatkan untuk tidak terjebak pada dikotomi hitam-putih dalam melihat politik.

Aliansi bisa berubah, lawan bisa menjadi kawan, dan sebaliknya. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap kritis dalam menilai setiap calon berdasarkan visi, misi, dan track record mereka, bukan semata-mata berdasarkan partai pengusung.

Pilkada Jakarta 2024 masih menyimpan banyak kejutan. Dengan pendaftaran yang tinggal menghitung hari, yakni 27 hingga 29 Agustus 2024[1], kita bisa berharap akan muncul dinamika baru yang lebih menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun