Konsistensi Iwan dalam berkarya dan menyuarakan aspirasi rakyat membuatnya tetap relevan hingga kini. Di usia 60-an, ia masih aktif berkolaborasi dengan musisi muda.Â
"Iwan Fals banyak melakukan kolaborasi dengan musisi muda," tulis sebuah artikel di Kompas[8]. Ini menunjukkan bahwa pesan-pesan dalam lagunya masih bergauna bagi generasi baru.Â
Lantas, apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan karier Iwan Fals?Â
Pertama, keberanian untuk bersuara dan konsisten dengan prinsip, meski harus menghadapi tekanan.Â
Kedua, kemampuan beradaptasi tanpa kehilangan esensi. Iwan tetap kritis, namun cara penyampaiannya berevolusi seiring waktu.Â
Ketiga, pentingnya menjaga relevansi dengan terus berinovasi dan terbuka pada ide-ide baru.Â
Tentu saja, tidak semua orang setuju dengan cara Iwan menyampaikan kritik. Ada yang menganggapnya terlalu frontal dan provokatif.Â
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberaniannya membuka jalan bagi kebebasan berekspresi yang kita nikmati saat ini. Bukankah itu esensi dari seorang tokoh inspiratif?Â
Seseorang yang berani melangkah lebih dulu, meski jalan yang dilaluinya penuh risiko.Â
Kini, di era media sosial, siapa pun bisa dengan mudah menyuarakan kritik. Namun berapa banyak yang benar-benar konsisten dan bertanggung jawab atas ucapannya?Â
Mungkin inilah saatnya kita bercermin dan bertanya: sudahkah kita menggunakan kebebasan berekspresi kita dengan bijak? Atau jangan-jangan kita justru terjebak dalam euforia demokrasi semu yang dangkal?Â