Ini sejalan dengan temuan dari penelitian di European Journal of Political Economy yang menyoroti bahwa koalisi yang tidak seimbang dapat meningkatkan risiko korupsi dan pengeluaran yang tidak efisien (ResearchGate, 2019).Â
Tantangan dan PeluangÂ
Salah satu tantangan utama dalam Pilgub Jakarta 2024 adalah memastikan bahwa koalisi yang terbentuk tidak hanya berorientasi pada kemenangan politik semata.
Tetapi juga berkomitmen pada peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan.
Ini termasuk memastikan bahwa kebijakan dan program pembangunan daerah dirancang dan diimplementasikan dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
Di sisi lain, Pilgub ini juga menawarkan peluang untuk memperkuat demokrasi lokal.
Dengan berbagai calon potensial seperti Anies Baswedan, Ahok, dan Rano Karno, pemilih Jakarta memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang benar-benar dapat membawa perubahan positif.
Namun, ini hanya dapat terjadi jika partai-partai politik mampu mengesampingkan kepentingan sempit dan bekerja sama untuk kepentingan yang lebih besar.
-
Dinamika koalisi dalam Pilgub Jakarta 2024 mencerminkan kompleksitas politik lokal di Indonesia.
Sementara koalisi dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan politik, penting bagi partai-partai untuk memastikan bahwa koalisi tersebut juga mendukung prinsip-prinsip tata kelola yang baik.
Dengan demikian, Pilgub Jakarta 2024 tidak hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik di ibu kota.