Psikolog Gloria Siagian menyatakan bahwa, ketidakhadiran ayah bisa mengakibatkan anak-anak kehilangan sense of purpose atau tujuan hidup.Â
Ini adalah sebuah drama tragis di mana protagonisnya, sang anak, terombang-ambing tanpa arah di tengah lautan kehidupan.Â
Tanpa figur ayah, anak-anak kesulitan memahami peran gender dan membangun hubungan interpersonal yang sehat.Â
Ini bukan hanya tentang kehilangan sosok, tetapi juga tentang kehilangan harapan dan arah.Â
Sejarah kadang-kadang terasa seperti sebuah drama yang tak kunjung habis, dengan aktor-aktor yang tak pernah benar-benar meninggalkan panggung.Â
Dalam konteks ini, ayah adalah aktor penting yang harus selalu hadir untuk membimbing dan mengarahkan.Â
-Â
Untuk mengatasi fenomena ini, kita perlu langkah-langkah proaktif yang mendalam.Â
Kebijakan cuti ayah, misalnya, dapat menjadi solusi yang nyata.Â
Negara-negara Skandinavia telah menerapkan kebijakan ini dengan sukses.Â
Memperlihatkan bahwa cuti ayah tidak hanya memperkuat hubungan ayah-anak tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.Â