Jika perekonomian Israel kacau, maka serangan genosida akan terbatas. Oleh karena itu, aksi boikot ini dapat dikatakan efektif dan berdampak signifikan terhadap genosida yang sedang terjadi. Sebagai aktivis kemanusiaan, kita harus menyadari hal ini dan mendukung pemboikotan produk-produk pro-Israel. Hal ini dapat dicapai dengan mengganti produk pro-Israel dengan produk lokal sekaligus meningkatkan nilai jual produk lokal. Hal ini penting karena boikot ini dapat mencegah genosida. Saat ini tersedia aplikasi "no thanks" pendeteksi produk-produk afiliasi Israel yang dikembangkan oleh ahmed bashbash, seorang palestina yang geram terhadap penjajahan yang dilakukan Israel kepada Palestina. Aplikasi ini sangat membantu aksi pemboikotan ini.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa untuk tidak membeli produk-produk yang berafiliasi dengan Israel, hukumnya akan haram seperti pernyataan Prof Sudarnoto yang dilansir dari laman MUI. Genosida bukan tentang membela suatu kelompok agama tertentu, tapi tentang rasa peri kemanusiaan. Boikot produk pro-Israel adalah suatu keharusan bagi manusia yang sadar dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM). Genosida selamanya tidak dapat dibenarkan. Banyak orang yang saat ini mungkin masih meremehkan aksi boikot, yang dianggap tidak berguna untuk penghambatan genosida. Padahal aksi ini sangat berpengaruh terhadap genosida tersebut. Akibat boikot ini, penjualan produk produksi lokal pun meningkat. Penurunan omzet penjualan produk ternama yang diboikot pun cukup besar yakni sebesar 30-45% dalam kurun waktu 3 pekan semenjak gerakan boikot di Indonesia. aksi boikot ini tidak hanya berpengaruh terhadap hambatan genosida, tapi sekaligus meningkatkan penjualan produk lokal. Maka dari itu, sebaiknya kita ikut berpartisipasi dalam gerakan boikot ini untuk kemerdekaan Palestina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H