Palestina tidak dalam keadaan baik-baik saja. Total korban 37 ribu jiwa tewas akibat genosida yang diluncurkan oleh Israel. Dilansir AFP, Minggu (9/6/2024), Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan setidaknya 37.084 orang tewas selama lebih dari 8 bulan terakhir sejak Israel menyerang Gaza.
Seperti yang kita tahu, saat ini negaraWarga Indonesia pastinya mendukung negara Palestina, yang mana negara tersebut menjadi salah satu negara yang mengakui awal kemerdekaan Indonesia. Salah satu dari segala upaya yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah aksi boikot produk pro israel. Pemboikotan adalah tindakan tidak menggunakan, membeli atau berurusan dengan seseorang atau organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan. Pemboikotan dapat dilakukan secara individu, kelompok, maupun organisasi dengan harapan dapat mendorong pihak yang diboikot mengubah keputusan atau kebijakan yang ada.
Akan tetapi, apakah aksi pemboikotan ini efektif dan memberi dampak terhadap keberlangsungan genosida di Palestina? Berikut dampak dan implikasi memboikot produk yang mendorong genosida
-
Tekanan Penjualan dan Bisnis Perusahaan
salah satu hal yang paling berdampak yakni pada penjualan produk tersebut. Produk yang dianggap berafiliasi dengan Israel mengalami penurunan kinerja, penurunan laba, hingga pemutusan kerja. Bahkan beberapa perusahaan yang diboikot tersebut dapat menarik produk atau tenant dari suatu negara tersebut, yang pastinya hal ini mengakibatkan kerugian miliaran dollar AS. Beberapa perusahaan Israel pun mengalami kebangkrutan akibat aksi boikot tersebut.
Penurunan Performa Saham Perusahaan
hal yang terjadi selanjutnya yakni penurunan saham perusahaan, selain dari dampak di atas, hal ini juga kerap terjadi akibat aksi boikot, walaupun tidak begitu berpengaruh. Biasanya perusahaan akan cepat dalam mengatasi hal tersebut, dan penurunan saham tidak akan mempengaruhi secara fundamental kinerja perusahaan.Â
Turunnya Investasi Asing Terhadap Perusahaan Israel
Tentunya hal ini akan terjadi seiring pemboikotan marak dilakukan. Ahli melaporkan bahwa penurunan investasi asing akibat boikot, divestasi, dan sanksi sebesar 46% dari 2013 ke 2014. Jika pemboikotan ini terus terjadi, maka Israel akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Banyak Perusahaan Internasional yang Menarik Diri dari Israel
Perusahaan-perusahaan besar Amerika dan Eropa contohnya Orange, Veolia, G4S, General Mills, dan CRH keluar dari pasar Israel setelah terjadi kampanye besar terkait keterlibatan mereka terhadap pelanggaran Israel. Veolia membatalkan kontrak publik senilai $20 miliar.