Abstrak
Tulisan ini ingin menguraikan tentang Paradigma Integrasi Interkoneksi, Serta Implementasinya dalam pendidikan Anak Usia Dini, mengingat pendidikan anak Usia dini sangat penting dalam meletakkan pondasi keilmuan, moraltas serta Spiritulitas anak. Paradigma integrasi interkoneksi ini menawarkan gagasan untuk Mengurangi ketegangan antara ilmu agama dan ilmu sosial lainnya. Paradigma ini Menegaskan bahwa bangunan keilmuan apapun, baik keilmuan agama, keilmuan Tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi menbutuhkan kersa sama, saling tegur, saling Koreksi dan saling keterhubungan, akan menbantu manusia dalam menghadapi Kompleksitas kehidupan manusia.
Kata kunci: pendekatan,integrasi-kolaborasi PAUD
BAB I
PENDAHULUAN
Wacana tentang integrasi ilmu dan agama telah muncul lama. Meski tak selalu ihwal perlunya pemaduan ilmu dan agama, atau akal dan wahyu (iman), sudah cukup lama mengemuka. Dalam sejarah kejayaan sains dalam masa peradaban Islam, ilmu dan agama telah integrated (Baqir, dkk.: 2005). Mengembalikan sejarah peradaban Islam harus pula mengintegrasikan antara agama dan ilmu pengetahuan. Ketika kajian ilmu social sudah sulit menangkap factor dibalik beringasnya pelajar yang rajin tawuran itu, maka dalam diskusi di stasius TV Swasta, salah satu pengamat dari luar Jawa secara lebih jauh menganalisa fenomena tawuran pelajar dari usia dini. Dia berpandangan remaja itu bisa menjadi nakal karena hak-haknya waktu kecil tidak dipenuhi, seperti dikumandangkan adzan ditelingan kanan dan iqomat ditelinga kiri anak saat lahir, diberi nama yang baik, diaqiqahi, anak diberi pendidikan keteladanan baik itu dalam berkata dan bersikap serta dekapan kasih saying yang cukup dari dini analisa ini oleh sebagian orang dianggap terlalu mengkait-kaitkan dan dianggap lucu. Kasus yang kedua menunjukkan pentingnya pelbagai disiplin keilmuan, baik itu psikologi, sosiologi dan ilmu neurosain dalam mengembangkan anak usia dini sehingga semua anak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Cukup banyak persoalan anak usia dini yang saat ini membutuhkan deteksi dini agar mereka potensinya mampu terakomodasi dengan baik. Maka pendekatan integrasi-interkoneksi dalam penelitian PAUD cukup penting untuk dikembangkan. Ada begitu banyak ragam persoalan yang pemecahannya menuntut pendekatan multidisipliner agar persoalan PAUD benar-benar mampu dipecahkan secara holistic. Mempertantangkan antara ilmu agama dengan ilmu umum sudah terbukti hanya melahirkan ketinpangan-ketinmpangan. Sudah saatnya pendekatan integrasi-interkoneksi dalam penelitian PAUD dikembangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap penting dalam perkembangan anak, karena di sini anak mulai membentuk dasar-dasar untuk perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan fisiknya. Untuk memastikan pendidikan yang optimal bagi anak-anak pada tahap ini, pengembangan integrasi dan kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat sangatlah pentingIntegrasi dalam konteks PAUD merujuk pada upaya menyatukan berbagai elemen pendidikan dan aspek perkembangan anak agar dapat saling mendukung dan memperkuat. Integrasi Kurikulum Menyusun kurikulum yang tidak hanya terfokus pada satu aspek saja, melainkan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan bidang perkembangan anak, seperti bahasa, motorik, seni, matematika, dan sosial. Hal ini memungkinkan anak untuk belajar secara holistik dan mendapatkan pengalaman yang menyeluruh.
Dalam konteks pendidikan anak usia dini, integrasi nilai-nilai holistik ke dalam kurikulum Merdeka sangat relevan untuk memastikan anak mendapatkan pendidikan yang seimbang.Mempersiapkan mereka tidak hanya secara akademis tetapi juga membentuk karakter dan Keterampilan hidup yang bermanfaat. Nilai-nilai holistik mencakup berbagai aspek antara lain Spiritual, moral, emosional, sosial, dan lingkungan (Hidayatullah, 2024). Pendidikan holistik bertujuan agar mampu mengembangkan semua aspek potensi anak secara seimbang. Hal ini Sejalan dengan pandangan bahwa pendidikan tidak hanya learning to know, melainkan learning To be, learning to do, and Learning to live together (Ujang Hartono et al., 2023). Yang artinya Pembelajaran bukan hanya sekedar transmisi pengetahuan, namun juga tentang membentuk Individu menjadi bernilai, berintegritas, dan memiliki keterampilan hidup dalam masyarakat yang beragam.Implementasi nilai-nilai holistik dalam pembelajaran kurikulum merdeka untuk PAUD Menghadapi berbagai tantangan. Di mana guru perlu melakukan penyesuaian materi dengan Metode pembelajaran yang efektif dan sejalan dengan karakteristik anak prasekolah pada Umumnya dengan belajar melalui permainan dan eksplorasi. Namun guru juga harus mampu Menggunakan pendekatan interdisipliner dan inovatif yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai Holistik tanpa mengabaikan prestasi akademis. Hal ini berimplikasi pada perubahan paradigma Yang semula berorientasi pada hasil menjadi berorientasi pada proses yang terfokus pada Kolaborasi yang memerlukan sistem pembelajaran. Oleh karena itu pendekatan holistik dalam PAUD memerlukan sinergi dari berbagai stakeholder termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, Orang tua, dan masyarakat.
Integrasi dengan Keluarga Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat penting. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan sistem yang mengintegrasikan peran orang tua dengan lembaga pendidikan. Misalnya, melalui pertemuan rutin, workshop, atau komunikasi yang terbuka, agar orang tua dapat mendukung perkembangan anak di rumah dan di sekolah secara serasi.Integrasi dengan Masyarakat PAUD juga perlu menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat sekitar. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan belajar mengajar atau mengadakan kegiatan yang melibatkan orang tua dan masyarakat. Ini akan memperkaya pengalaman anak dan memberikan konteks pembelajaran yang lebih luas.
Kolaborasi dalam PAUD
Kolaborasi adalah upaya bekerja sama antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam mendukung pendidikan anak. Dalam PAUD, kolaborasi antara pendidik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah sangat penting. Beberapa bentuk kolaborasi di antaranya:Kolaborasi Antar Pendidik: Guru dan tenaga pendidik lainnya perlu bekerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan saling berbagi pengalaman dan keahlian, mereka bisa mengembangkan pendekatan yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan anak.Kolaborasi dengan Orang Tua Orang tua adalah mitra penting dalam pendidikan anak. Oleh karena itu, menciptakan kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua sangatlah penting. Ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan rutin untuk membahas perkembangan anak, atau melalui komunikasi yang terus-menerus terkait kebiasaan belajar anak.Kolaborasi dengan Lembaga atau Instansi Pendidikan Lain PAUD juga dapat berkolaborasi dengan sekolah dasar atau lembaga pendidikan lainnya untuk mempersiapkan transisi anak dari PAUD ke jenjang pendidikan berikutnya. Ini memastikan bahwa anak-anak tidak hanya siap secara akademis, tetapi juga secara sosial dan emosional.Kolaborasi dengan PemerintahKebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sangat berpengaruh pada perkembangan PAUD. Oleh karena itu, penting bagi lembaga PAUD untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan pusat dalam merancang program yang mendukung kualitas pendidikan anak.Manfaat Pengembangan Integrasi dan Kolaborasi di PAUD.
Pengembangan integrasi dan kolaborasi dalam PAUD memiliki berbagai manfaat, di antaranya:
*Pengalaman Pembelajaran yang Lebih Kaya Dengan mengintegrasikan berbagai bidang belajar dan mendukung kolaborasi antar pihak, anak mendapatkan pengalaman yang lebih kaya dan mendalam, yang mendukung perkembangan mereka secara lebih holistik.
*Perkembangan Anak yang Lebih Optimal Kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan masyarakat dapat membantu pemantauan perkembangan anak secara lebih komprehensif dan memastikan bahwa anak mendapat dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
*Peningkatan Kualitas Pendidikan Integrasi kurikulum dan kolaborasi antara berbagai pihak akan meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anak, menjadikan mereka lebih siap menghadapi dunia luar.
Manfaat Pengembangan Integrasi dan Kolaborasi di PAUD
Pengembangan integrasi dan kolaborasi dalam PAUD memiliki berbagai manfaat, di antaranya:
*Pengalaman Pembelajaran yang Lebih Kaya Dengan mengintegrasikan berbagai bidang belajar dan mendukung kolaborasi antar pihak, anak mendapatkan pengalaman yang lebih kaya dan mendalam, yang mendukung perkembangan mereka secara lebih holistik.
*Perkembangan Anak yang Lebih Optimal Kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan masyarakat dapat membantu pemantauan perkembangan anak secara lebih komprehensif dan memastikan bahwa anak mendapat dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
*Peningkatan Kualitas Pendidikan Integrasi kurikulum dan kolaborasi antara berbagai pihak akan meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anak, menjadikan mereka lebih siap menghadapi dunia luar.
    BAB III
KESIMPULAN
Pengembangan integrasi dan kolaborasi di PAUD adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak secara optimal. Dengan menciptakan sinergi antara berbagai pihakguru, orang tua, masyarakat, dan pemerintah---pendidikan anak usia dini dapat memberikan dampak yang lebih luas dan mendalam dalam membentuk generasi masa depan yang lebih baik.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap penting dalam perkembangan anak, karena di sini anak mulai membentuk dasar-dasar untuk perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan fisiknya. Untuk memastikan pendidikan yang optimal bagi anak-anak pada tahap ini, pengembangan integrasi dan kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat sangatlah pentingIntegrasi dalam konteks PAUD merujuk pada upaya menyatukan berbagai elemen pendidikan dan aspek perkembangan anak agar dapat saling mendukung dan memperkuat.
DAFTAR PUSTAKA
Nahdiyah, A. C. F., Prasetyo, S., Wulandari, N. F., & Chairy, A. (2023). Konsep Pendidikan Perspektif Filsafat Humanisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka ( MBKM ). Jurnal Filsafat Indonesia, 6(2), 143--151.
Ujang Hartono, Amarullah, R. Q., & Mulyadi, E. (2023). Hakikat Belajar Menurut UNESCO Serta Relevansinya Pada Saat Ini. Khidmatussifa: Journal of Islamic Studies, 2(1), 22--30.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI