Mohon tunggu...
Aidatus Sholichah
Aidatus Sholichah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Membaca, Menulis dan Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Keluarga dalam Menyiapkan Generasi Pejuang yang Berakhlak Mulia

27 November 2024   09:05 Diperbarui: 27 November 2024   09:05 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Diskusi

Keluarga merupakan jembatan pertama yang berperan penting dalam membentuk akhlak dan karakter bagi anak. Sebelum seorang anak mengenal dunia luar dan menirunya, yang pertama kali seorang anak lihat adalah lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Dengan demikian, menurut Al-Qur'an dan As-Sunah, keluargalah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya  pembentukan generasi pejuang yang berakhlak mulia.

Fungsi utama bagi keluarga khususnya bagi orang tua adalah tidak hanya mencari makan untuk diri dan anak-anaknya, menyiapkan pakaian dan tempat tinggal saja tetapi

tugas utama yang terpenting bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya dengan sebaik-baik pendidikan agar terbentuk menjadi manusia yang baik dan berakhlak mulia, sebagai hamba Allah yang senantiasa mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sebagai khalifah Allah yang senantiasa menjaga bumi dari keburukan dan marabahaya, serta menjadi generasi perjuangan para nabi.

Sebelum mempersiapkan dan memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas kepada anak, kewajiban yang perlu dilakukan sebagai orang tua adalah perlunya orang tua belajar mendalami ilmu Agama yang benar sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunah. Orang tua perlu belajar baik dari segi keilmuan umum maupun agama supaya keluarga yang dibina dan generasi yang disiapkan akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan syari'at Islam dan tidak terjebak dan terjerumus dengan pemikiran Barat yang sesat.

Hidup di akhir zaman ini, mengamalkan agama Islam identik dengan memegang bara api. Maknanya adalah memahami hal yang bathil memang sangat penting untuk menghindarkan diri dari kebathilan itu sendiri. Karena itu, perlunya belajar dengan sungguh-sungguh untuk menghindarkan diri dari kebathilan tersebut. Selain itu dengan belajar memahami dan memperdalam agama Islam bertujuan agar menyelamatkan aqidah dan akhlak diri dan keluarga.

Dalam membentuk pembangunan dan pendidikan keluarga yang beriman, berilmu, dan beradab. Bagi orang tua sepatutnya tidak mengadopsi ideologi dan tradisi Barat yang tidak memiliki konsep kepemimpinan dalam membangun tatanan keluarga. 

Dalam ideologi Barat, feminisme menganggap tatanan suami-istri setara dalam semua hal. Pada konsep feminisme tidak ada istilah "istri wajib taat suami" selain itu mereka menganggap bahwa suami merupakan sumber segala dosa. Sebagaimana yang telah viral 4 hari yang lalu di X . salah satu akun X @wangilbak mengatakan :

"Astaghfirullah, ternyata punya suami itu sumber banyak dosa. Untung aku single"

Ungkapan salah satu warga net menimbulkan pro dan kontra dalam memaknainya. Jika dipahami dari kacamata Islam bahwasannya seorang istri akan mendapatkan banyak kemuliaan dan keutamaan jika sang istri menanti suami selama seorang suami tidak bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu, di sinilah pentingnya orang tua mendidik anak-anaknya agar memahami konsep keluarga dalam Islam, sehingga mereka nantinya dapat mendidik generasi berikutnya dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun