"Ih kalian dari tadi main handphone mulu, udah pada ngerjain tugas belum ?" "K-pop mulu, PUBG terus, heran deh" "Awas ya kalau belum ngerjain aku enggak mau bagi jawaban" "Aiii bagi jawaban dong, pliiss" "GA MAU".
Itu sedikit cuitan kondisi anak muda jaman sekarang jika diingatkan akan kewajiban, atau tugasnya jawabannya pasti nanti, nanti, atau alias suka menunda waktu. Nanti pas udah mepet sama deadline baru deh ribet, teriak sana sini, bingung minta jawaban.
Ingat ya teman-teman, mencari hiburan memanglah diperlukan terutama ketika kita mendapat tugas atau pekerjaan yang lebih banyak dari biasanya. Tapi kita juga tidak boleh larut dalam main handphone atau hiburan yang lain. Sebab masih ada kewajiban dan pekerjaan yang masih menunggu kita  atau yang harus di prioritaskan. Jika kita lengah, tidak bisa mengontrol diri akan kemauan yang besar, di kemudian pastilah kita menyesal. Sebab penyesalan datang di belakang bukan di depan.
Lalu bagimana cara kita agar bisa mengontrol diri, menjaga hawa nafsu, dan melawan keinginan yang berlebih yang dapat menyebabkan penyesalan di kemudian hari ?
Terdapat suatu cara yang dapat kita lakukan, yaitu dengan mengenal dan mempraktikkan suatu kompetensi atau keterampilan yaitu Self Management atau Manajemen Diri.
Apa itu Self Management ? Self Management merupakan salah satu atau kompetensi kedua dari SEL dalam rangkaian "Roda Casel".
Menurut Knowles, M.S, 2003, Self Management adalah upaya individu untuk melakukan perencanaan, pemusatan perhatian, dan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan. Sedangkan menurut Casel, manajemen diri merupakan kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku seseorang secara efektif dalam situasi yang berbeda dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
Kemudian terdapat pendapat mengenai tujuan dari self management menurut Ratna, 2013. Tujuan self management adalah adanya pengelolaan pikiran, perasaan dan perbuatan akan mendorong pada pengurangan terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan pada hal yang baik dan benar.
Setelah itu, dalam self management ada 4 aspek yang dapat dikelompokkan menurut Yates, sebagai berikut :
- Management by Antecedent, yaitu pengontrolan reaksi terhadap sebab-sebab atau pikiran dan perasaan yang memunculkan respon.
- Management by Consequence, yaitu pengontrolan reaksi terhadap tujuan perilkau, pikiran, dan perasaan yang ingin dicapai.
- Cognitive Techniques, yaitu pengubahan pikiran, perilaku dan perasaan. Dirumuskan dalam cara mengenal, mengeliminasi dan mengganti apa-apa yang terefleksi pada antecedents dan consequence.
- Affective Techniques, yaitu perubahan emosi secara langsung.
Factor -faktor yang mempengaruhi self management atau manajemen diri,
- Memperhatikan waktu,
- Kondisi social,
- Tingkat kondisi ekonomi,
- Tingkat Pendidikan,
- Lingkungan sekitar.
Tahap-tahap dalam Teknik self management :
- Tahap monitor dan observasi diri, individu mengamati dan mencatat tingkah lakunya sendiri secara detail.
- Tahap evaluasi diri, pada tahap ini individu membandingkan hasil catatan tingkah laku sebelum dan sesudah  melakukan self management yang telah dibuat.
- Tahap pemberian, penguatan, penghapusan atau hukuman dirinya sendiri, tahap ini cukup sulit untuk dilakukan karena memerlukan kemauan yang kuat dari diri individu untuk melaksanakan program yang telah dibuat.
Program yang dimaksud yaitu bisa saja program dalam keseharian individu, seperti aktivitas mulai bangun tidur hingga tidur, aktivitas mengerjakan tugas atau pekerjaan, dll. Yang intinya dalam pembuatan program individu sendiri yang merancang sehingga tidak
Manfaat ketika individu menerapkan self management dalam kesehariannya, antara lain :
- Dapat membantu individu mengelola pikiran, perasaan, dan tingkah laku secara optimal.
- Terbebas dari control orang lain yang mengontrol atau mengatur dirinya.
- Bahwasannya setiap individu bertanggung jawab penuh atas perubahan yang terjadi pada dirinya.
- Individu tidak bergantung pada orang lain sehingga dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Rincian tulisan di ata merupakan implementasi sel management pada orang dewasa, namun self management sendiri juga dapat diterapkan atau ditanamkan pada anak-anak.
Dalam menerapkan self management pada anak harus ada rintisan usaha supaya dikemudian hari anak sudah bisa terbiasa.
Bagaimana caranya ?
Anak bisa diajarkan mengenai bagaimana berpikir yang lebih positif, berpikir yang sehat. Mereka juga dapat dilatih bagaimana mengelola emosi, sehingga ketika mereka ingin mengekspresikan sesuatu mereka akan menjadi anak yang terlihat lebih cerdas.
Secara emosional, anak bisa menempatkan diri, bisa menyusun kalimat-kalimat yang tepat untuk menyampaikan isi hatinya.
Anak juga bisa diajarkan bagiamana caranya mengelola stress yang terjadi pada mereka sebab di dalam dunia ini ada begitu banyak hal yang terjadi yang bisa menimbulkan masalah buat mereka  bukan berarti harus dihindari tapi bagaimana diaturnya atau dikelolanya menjadi self management atau stess management.
Satu lagi bisa bicara juga mengenai bagaimana mereka mengelola waktu, karena dengan waktu yang terkelola dengan baik mereka juga punya kegiatan yang teratur yang akan membuat mereka lebih sehat karena mereka bisa menempatkan kapan waktunya mereka beraktivitas, kapan waktunya beristirahat, kapan waktunya Bersama orang lain, kapan waktunya menjalani kehidupan secara personal atau secara mandiri.
Manajemen diri juga bisa mengenai keterampilan untuk mengelola keuangan jadi financial management. Bagaimana mereka mengelola uang saku mereka dan nantinya mereka juga bisa belajar bagaimana menghasilkan sesuatu dari uang saku yang ada supaya nanti bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi dan tentunya bukan Cuma untuk diri sendiri tetapi juga untuk berbagi dengan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H