Mohon tunggu...
Aidatul Adawiyah
Aidatul Adawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Berbagi untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maukah Kamu Menjadi Temanku?

20 Oktober 2021   21:08 Diperbarui: 20 Oktober 2021   21:12 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat penelitian dari (Coie & Dodge, 1988; Newcomb, Bukowski, & Pattee, 1993) yang mengkaji dari beragamnya status penerimaan teman sebaya banyak yang cenderung menggunakan teknik sosiometri, yaitu penilaian seseorang terhadap teman seusianya. Terdapat empat kategori yang biasa dipakai anak untuk memilih dan menerima temannya.

  • Anak yang populer/terkenal (popular), karakteristik anak dalam kategori ini yaitu memiliki teman yang sebagian besarnya menyukai anak tersebut, dan anak ini suka menolong, aktif berinteraksi dengan orang lain, terampil menjadi pemimpin, ramah dan suka bergaul.
  • Anak yang ditolak (rejected children), karakteristik anak dalam kategori ini yaitu tidak disukai oleh sebagian besar teman-temannya, dan anak ini menunjukkan agresi yang tinggi, menarik diri dari interaksi social, serta kognitif yang rendah.
  • Anak yang diabaikan (neglected children), karakteristik anak dalam kategori ini yaitu cenderung menarik diri, memiliki sedikit teman, serta sedikit dibutuhkan oleh temannya.
  • Anak yang kontroversial (controversial children), karakteristik anak dalam kategori ini yaitu memiliki ciri dari anak yang populer dan ditolak, biasa membuat kegaduhan, secara emosional sering marah dan biasa dengan kekerasan, memiliki kemampuan social yang tinggi, dan kognitif yang tinggi.

Lantas Siapa Saja yang berperan dalam pembentukan karakter sebagai penentu status social anak di antara teman-temannya ?

  • Orang tua.
  • Institusi Prasekolah (pendidik).
  • Teman Sebaya.
  • Organisasi Keagamaan.
  • Masyarakat.

Proses pemahaman dan pembiasaan mengenai teman sebaya dari orang tua, pendidik, serta lingkungan, masyarakat serta organisasi keagamaan akan mendorong anak menggunakan strategi yang tepat dan dapat diterima secara social. Karakter anak yang mampu berinteraksi social terbukti dengan adanya penerimaan teman sebaya, namun sebaliknya jika anak cenderung agresif dan pasif akan mengalami penolakan teman sebaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun