Mohon tunggu...
Aidatul Adawiyah
Aidatul Adawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Berbagi untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Temui Fakta dan Mitos Mengenai Temperamen

29 September 2021   12:34 Diperbarui: 29 September 2021   12:38 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kesehatan-ibuanak.net/

Kemarahan itu bisa merusak amal, seperti cuka merusak madu

"Ih, kamu kenapa sih dikit-dikit marah?'

"Temperamen banget jadi orang "

kalimat percakapan tersebut pasti sering kita ucapkan maupun kita dengar ketika sedang asik mengobrol, canda tawa bersama teman, dan keluarga. Ketika ada salah satu diantara kita yang langsung pergi ketika mendengar candaan yang berlebihan. Lantas apa semudah itu kita memberi cap pada orang yang  seperti itu disamakan dengan temperamen ? Tentu tidak, sebelum kita memberi cap seharusnya kita harus paham terlebih dahulu akan makna temperamen, fakta dan mitos, serta jenisnya. 

Ingat, jangan suka menilai orang dari luar jika kalian belum mengenal seluk beluk orang tersebut !!

Sebelumnya, Kita akan menyolek sedikit tentang emosi, yang biasanya selalu dikaitkan dengan temperamen. Terdapat dua macam jenis emosi yang ada dalam diri manusia.

1). Emosi Primer / dasar

Biasa dimiliki oleh manusia dan beberapa hewan. Menurut Paul Ekman, ada enam emosi dasar yaitu : senang, sedih, marah, jijik, takut dan terkejut.

2). Emosi Sadar Diri

Yang melibatkan kewaspadaan diri untuk mengontrol kesadaran. memiliki sifat : cemburu, empati, malu, bangga, menyesal, dan rasa bersalah.

Dua jenis emosi ini ada pada diri kita. Emosi sudah ada pada diri kita sejak lahir. Sehingga tak asing lagi jika kita sering menemui teman atau  yang sifatnya sama dengan orang tuanya, sebab hal ini merupakan turunan dari orang tua. 

Selanjutnya, kita akan membahas temperamen. Temperamen merupakan kepribadian yang menentukan bagaimana kita memberikan respon terhadap berbagai hal yang terjadi dalam hidup. Ingat sobs, temperamen dengan emosi itu berbeda. temperamen ialah bagaimana kita berperilaku ketika merasakan emosi, sedangkan Emosi lebih condong pada perasaan yang dirasakan. Orang yang memiliki temperamen mudah marah biasa disebut temperamental. 

Terdapat beberapa fakta dan mitos mengenai temperamen. Yuk, simak penjelasan berikut.

  1. Faktanya, temperamen merupakan sifat turunan.        

Sama halnya dengan emosi, temperamen juga bawaan kita sejak lahir. Genetik mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan dan terjadinya temperamen. Terdapat empat jenis temperamen pada manusia, masing-masingnya diatur oleh otak. Namun, meskipun temperamen bersifat turunan, setiap anak dalam keluarga pasti mempunyai jenis temperamen yang berbeda.

  1. Selanjutnya ada mitos, Temperamen tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun.

Hal itu salah ya sobs, sulitnya seseorang mengontrol temperamennya semata-mata bukan bukan hanya disebabkan oleh genetik. Lain daripada itu terdapat faktor lain yang turut ambil andil yaitu, kualitas pola asuh orang tua dan keadaan lingkungan sosialnya. Sehingga, jika kita atau orang terdekat kita ketika kecil mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi dan temperamennya, itu akan terus terjadi sampai dewasa. Battle dan Lacey juga mengatakan dalam penelitiannya bahwa pola interaksi antar ibu dan anak juga menjadi pengaruh. Anak yang mendapat sedikit perhatian dan apresiasi positif dari ibu, ia akan mengalami kondisi di mana temperamen lebih susah diatur atau anak akan menjadi hiperaktif.

  1. Fakta selanjutnya, Temperamen tidak lekang oleh waktu. 

Hal ini dibuktikan oleh Arnold Buss, seorang penulis buku Temperamen : Early Developing Personality Traits, tahun 1984. Beliau mengemukakan temperamen sebagai sesuatu yang diturunkan dan merupakan bagian dari kepribadian yang tidak dapat diubah.

  1. terakhir yaitu mitos, Siapa yang sering menyamakan temperamen dengan ekspresi marah ? hayo ngaku. Temperamen tidak selalu mengenai emosi dan sifat yang dimiliki tidak hanya marah saja. Terdapat temperamen rendah yaitu seseorang yang tidak mudah tersulut amarahnya atau penyabar. Orang dengan temperamen jenis seperti ini, biasa memiliki ekspresi wajah tenang, dan intonasi bicara yang lambat dengan irama yang lembut.

Temperamen tidak selalu dirasakan oleh orang dewasa, anak usia dini juga sering merasakan emosi dan temperamen yang labil. biasanya akan muncul ketika anak memiliki keinginan namun keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi, seperti ketika lapar, ingin susu, mengantuk, bahkan takut ketika pertama kali bertemu orang baru.

Terdapat tiga jenis temperamen pada anak :

  1. Anak bertemperamen mudah (Easy Child) : ditandai dengan memiliki respon yang baik terhadap hal baru, kegiatan makan dan tidur yang teratur, suka mencoba makanan baru, mudah menebar senyuman ke orang lain, mudah atau cepat beradaptasi di situasi baru, ketika temperamen menghampiri ia hanya akan sedikit rewel.

  2. Anak bertemperamen sulit (Difficult child) : ditandai dengan memiliki respon tidak baik terhadap hal baru, kegiatan makan dan tidur tidak teratur, susah mencoba makanan baru, sukar menebar senyuman pada orang lain, lambat beradaptasi di situasi baru, ketika temperamen menghampiri pasti ia akan rewel.

  3. Anak bertemperamen lambat (Slow to warm up child) : Lambat menunjukkan respon pada terhadap hal baru, Kegiatan tidur dan makan netral, menunjukkan respon yang samar pada hal baru, perlu diperkenalkan berkali-kali, baru mereka akan menyukai.

Temperamen dan emosi lebih banyak diturunkan oleh ibu. sebab ketika mengandung pasti ibu sering merasakan frustasi, emosi, dan temperamen yang berlebih. tanpa disadari semua sifat itu juga akan menurun pada anak. 

Dalam hal macam ini dukungan orang tua, keluarga dan lingkungan sangat penting. Kebutuhan fisiologis pada anak haruslah tercukupi agar anak tidak mempunyai sifat temperamen yang berlebih. Dikarenakan temperamen merupakan bawaan sejak lahir kemungkinan untuk diubah atau dihilangkan sangat lah kecil. Temperamen dapat dikendalikan dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan keluarga, serta pengalaman-pengalaman dimasa kecil. 

Serta selalu ingat bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Yang kita perlu lakukan sebagai orang tua, orang dewasa, maupun guru yakni harus bisa memahami karakter anak yang kemudian bisa membantu mereka dalam mengolah emosi ataupun beradaptasi dengan lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun