Usia 1-3 tahun, anak mulai belajar sikap mandiri, seperti makan atau minum sendiri. Jika anak tidak berhasil pada tahap ini dikarenakan selalu ditegur dengan kasar dalam proses belajar, maka anak akan menjadi pribadi yang pemalu dan selalu ragu-ragu dalam melakukan sesuatu.Â
Usia 3-6 tahun, anak mulai memunculkan inisiatif, berupa ide-ide sederhana. Jika anak mengalami kegagalan pada tahap ini, maka ia akan terus merasa bersalah dan tidak mampu menampilkan dirinya sendiri.
Menurut Seomariati, karakteristik anak usia dini ketika bersosialisasi di antaranya adalah:
-
 Anak Sering berganti teman bermain walaupun sebenarnya dia sudah memiliki teman bermain.
 Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisir secara baik, sehingga mudah berganti-ganti.Â
 Anak lebih mudah bermain bersebelahan dengan teman yang lebih besar.
Sering terjadi perselisihan di antara mereka, namun perselisihan itu hanya bersifat sebentar dan akan berakhir.Â
Berdasarkan karakteristik tersebut, perkembangan sosial anak masih sering pilih pilih teman dan hanya memiliki salah satu teman untuk bermain selain itu anak juga masihÂ
sering bertengkar karena memperebutkan mainan dan seseorang yang dianggap miliknyaÂ
sendiri. Menurut Soemariati Patmonodewo (2003: 27) dalam Nurjannah (2017: 54) anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.Â
Dan anak akan sering menampilkan ekspresi cemburunya jika dia tidak mendapat perhatian yang cukup dari gurunya.Â